Ibu Prada Lucky Ceritakan Detik-Detik Terakhir Sang Anak Sebelum Wafat, Akui Ada Aksi Pencambukan: Apa itu Wajar?
- YouTube
Ia menegaskan, keluarganya hanya menginginkan kejelasan hukum dan keadilan.
Sebagai seorang ibu, Sepriana ingin kasus ini diselesaikan secara transparan dan adil.
“Jadi, kami minta kejelasan dari proses hukum ini. Buat kami keluarga korban, terutama saya seorang ibu, saya meminta keadilan. Saya membawa diri saya pribadi, saya tidak membawa siapa-siapa. Saya minta keadilan untuk diri saya dan juga anak saya yang sudah tiada,” tegasnya.
Saat ditanya sejak kapan sang anak mengalami perlakuan tersebut, Sepriana mengatakan bahwa Prada Lucky pernah bercerita soal “pembinaan” di lingkungan militer yang mewajibkan para junior menghafal nama-nama senior.
Jika gagal, mereka akan mendapat hukuman fisik.
“Kalau memang pembinaan-pembinaan itu sih, namanya kita di dalam institusi seperti itu memang kadang wajar. Dia bilang dia harus sering menghafal nama-nama senior,” jelasnya.
Namun, ia menggarisbawahi bahwa kekerasan yang dialami anaknya jelas sudah melampaui batas.
“Dia sering cerita, ‘Mama, kami harus hafal nama senior. Kalau tidak hafal berarti nanti ditampar.’ Nah, itu mungkin saya masih maklumi seperti itu. Tapi kalau sampai dicambuk terus seluruh tubuhnya penuh luka-luka, memar-memar seperti itu, apakah itu wajar?” ujarnya dengan penuh penekanan.
Kisah pilu ini memunculkan pertanyaan besar tentang batasan pembinaan dan kekerasan di lingkungan militer.
Bagi keluarga Prada Lucky, semua yang mereka harapkan saat ini hanyalah kebenaran dan keadilan bagi almarhum. (adk)
Load more