Haris Rusly Moti: Tidak Ada yang Disisihkan dan Dikalahkan di Balik Abolisi dan Amnesti
- IST
Kelima, melalui “sang engginering politik” Sufmi Dasco Ahmad, Prabowo secara sungguh-sungguh menjalankan misi kebangsaan untuk merekatkan yang retak. Agar beragam warisan polarisasi sosial dan politik dapat diakhiri.
"Misi merekatkan yang retak tersebut tidak dibangun untuk obsesif memperkuat kekuasaan. Bukan juga arena permainan dadu yang berakhir kalah atau menang," terangnya.
Keenam, lanjutnya, untuk misi merekatkan yang retak itu, dengan kerendahan hati Presiden Prabowo didampingi Dasco mendatangi rumahnya Megawati di Jalan Teuku Umar. Seterusnya, pada saat penutupan Kongres PSI di Solo, Presiden Prabowo dengan kerendahan hati mengunjungi dan bersilaturahmi dengan Jokowi di kediamannya di Solo.
Pada saat penutupan Kongres PSI, 20 Juli 2025 di Solo, Presiden Prabowo tampil bersama Wapres Gibran dan Ketua Umum PSI Kaesang. Sehari setelah penutupan Kongres PSI, 21 Juli 2025, ketika dilakukan peluncuran Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Klaten Jawa Tengah, Prabowo tampil bersama Puan Maharani dan Bambang Pacul di panggung.
"Bahkan, beberapa waktu sebelum diumumkannya amnesti terhadap Hasto Kristianto, Sufmi Dasco Ahmad dan Mensesneg Prasetyo Hadi mengunjungi Ibu Megawati di Bali didampingi oleh Puan Maharani dan Prananda Prabowo," tuturnya.
Ketujuh, Presiden Prabowo sangat paham karakter psikologis rakyat yang sangat “patronistik” dalam hubungan “patron-klien”. Kerukunan dan persatuan bangsa sangat bergantung pada kerukunan para pemimpinnya, pemimpin bangsa, pemimpin agama, pemimpin suku dan adat.
"Oleh karena itu, upaya merukunkan dan merekatkan para pemimpin bangsa adalah jalan merukunkan seluruh bangsa dari berbagai perbedaan latar belakang, agama, suku dan golongan," terangnya.
Kedelapan, sebagaimana ditegaskan Dasco, tujuan dari pemberian abolisi kepada Tom Lembong dan amnesti kepada Hasto dan sejumlah tersangka makar semata untuk merajut kembali persaudaraan dan persatuan pasca Pilpres. "Tidak ada maksud untuk memenangkan atau mengalahkan pihak tertentu di balik amnesti dan abolisi tersebut," tegasnya.
Kesembilan, dalam menghadapi tatangan geopolitik, pelemahan ekonomi dan upaya keras mewujudkan program strategis pemerintahan Prabowo-Gibran, Indonesia membutuhkan kerukanan dan persatuan. Namun, itu tidak berarti mengabaikan perbedaan pandangan politik.
Load more