Kriminolog Tak Habis Pikir Lagi, Kasus Diplomat Arya Daru Dituduh Tewas karena Rekayasa Bunuh Diri: Kalau Kita Lihat...
- Kolase Tim tvOnenews & Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Haniva Hasna membahas tuntas kasus kematian diplomat muda Kemlu RI, Arya Daru Pangayunan (39).
Kasus tewasnya diplomat Arya Daru sangat mengenaskan ditemukan tewas di kamar indekos di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Kondisi Arya Daru sudah terlilit dengan lakban di bagian wajahnya dan dibalut dengan selimut.
Banyak spekulasi beredar kematian Arya Daru diduga adanya rekayasa bunuh diri apabila tidak ada tanda-tanda terjadinya pembunuhan.
"Jika kita lihat seperti apa lilitannya, kalau dia dituduh menghilangkan nyawanya sendiri, kemungkinan agak susah ya," kata Haniva saat hadir di program Apa Kabar Indonesia Malam tvOne dikutip, Rabu (16/7/2025).
- tvOneNews
Kriminolog tersebut berpendapat apabila dilihat dari kondisi fisiknya, lilitan lakban di wajah Arya Daru sangat tersusun rapi.
Menariknya lagi, ketika Arya ditemukan, selimut warna biru juga tersusun rapi menyelimuti jasad korban.
Haniva berpendapat jika kasus kematian tersebut ada indikasi bunuh diri, korban harus mempunyai keterampilan melakban wajahnya sendiri.
Kondisi seperti itu, kata dia, kemungkinan harus membutuhkan bantuan dari orang lain.
"Bagaimana pun saat dia melilit kepalanya dengan lakban warna kuning, otomatis harus memiliki keterampilan tertentu," jelasnya.
- Istimewa
Bukan tanpa alasan, ia mengambil logika ketika kondisi kehabisan oksigen, Arya Daru sebagai manusia biasa akan melakukan tindakan refleks.
Seorang manusia akan berusaha mencari oksigen sebagai kebutuhan udaranya, bukan hanya pasrah mengakhiri hidupnya.
"Saat dia menutupi hidungnya, manusia kalau secara alami saat tidak dapat oksigen, gerakan dia pasti sulit terkontrol," ucapnya.
Setelah refleks, diplomat muda Kemlu RI itu pasti akan ditemukan dengan posisi tak rapi, seperti kondisi kasur berantakan.
Selain itu, posisi letak tubuh juga akan tidak beraturan jika korban memberontak untuk mencari oksigen.
"Posisi yang asimetris timbul dari gerakan (pemberontakan), tapi penemuan korban saja sudah kondisi rapi dan diselimuti seperti orang tidur," lanjutnya menjelaskan.
Load more