Peringati Hari Catur Sedunia, Wakil Ketua MPR Ibas: di Atas 64 Petak Ada Kesabaran Hingga Strategi untuk Kemajuan Bangsa
- Istimewa
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini menjelaskan bahwa di sekolah, catur bisa membangun logika; di kampung, catur bisa menyatukan warga; di komunitas, catur menjadi ruang toleransi; dan di arena dunia, catur bisa menjadi alat diplomasi.
Dalam pidatonya, Edhie Baskoro juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sejarah panjang dalam hal strategi.
“Indonesia punya sejarah panjang dalam strategi. Dalam pertempuran Diponegoro, dalam diplomasi Bung Karno, dan dalam perjuangan para ulama dan pejuang dari Sabang sampai Merauke," ungkapnya.
Wakil Rakyat dari Demokrat ini lalu menitipkan harapan kepada para Grandmaster dan pecatur nasional Indonesia untuk menjadi penjaga akal sehat bangsa.
“Semua lahir dari langkah catur kehidupan. Dan hari ini, para Grandmaster Indonesia, kita titipkan pada kalian: jadilah penjaga akal sehat bangsa," lanjutnya.
“Kepada para pecatur muda, langkah kalian belum tentu panjang, tapi bisa sangat menentukan," ungkapnya.
Ia mengutip satu kalimat motivatif yang bermakna dalam “Tidak ada pion yang ditakdirkan untuk jadi pion selamanya.”
Namun demikian, Ibas juga menyadari bahwa potensi tidak akan berkembang tanpa dukungan sistem yang baik.
“Indonesia tak kekurangan talenta. Yang kita butuhkan adalah ekosistem. Yang kita perlukan adalah kesempatan. Dan yang paling mahal adalah pembinaan dan konsistensi.”
Kepada para pecatur muda, ia kembali mengingatkan agar tidak meremehkan langkah-langkah kecil yang mereka ambil. “Jangan pernah anggap langkahmu kecil, karena pion yang gigih bisa menjadi ratu,” sambung Ibas.
“Strategi hebat bukan tentang langkah pertama, tapi tentang langkah terakhir yang menentukan kemenangan,” imbuhnya.
Tidak lupa, ia juga mengajak para senior untuk turut serta membimbing dan mendukung pertumbuhan generasi baru di dunia catur.
“Bantulah memimpin, membimbing, dan memberi ruang. Catur bukan hanya soal kemenangan, tapi soal melahirkan lebih banyak pemenang," katanya.
“Mari kita jadikan catur sebagai permainan, olahraga, dan sebagai napas budaya. Sebagai warisan intelektual bangsa dan sebagai alat pemersatu lintas generasi. Hari ini, kita tidak sekadar bicara tentang catur. Kita bicara tentang masa depan. Masa depan yang dibangun satu langkah dengan seribu strategi. Terima kasih atas semangat, dedikasi, dan kecintaan kalian semua," lanjuut Ibas.
Load more