Tanpa Tes Akademik, Sekolah Rakyat akan Pakai AI untuk Pemetaan Potensi Siswa Baru! Eks Menteri Pendidikan Beri Ilustrasi Begini
- Kemensos
Dirinya menekankan, pemetaan akan dilakukan hingga ke level yang sangat rinci, tak hanya berdasarkan empat kuadran utama potensi manusia, namun lebih mendalam hingga level talenta individu.
"Dari situ kita berharap anak-anak Sekolah Rakyat karena dia sudah lama berada di kubangan itu, dia ingin segera lompat dari kubangan," tuturnya.
Ia menyambut baik dukungan Ary Ginanjar yang memberikan akses penuh pada sistem tersebut untuk digunakan di Sekolah Rakyat.
"Ini sistem pertama kali yang Pak Ary ulurkan, dimana-mana belum ada, silakan pakai di Sekolah Rakyat," katanya lagi.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos)Â Saifullah Yusuf menegaskan bahwa proses belajar-mengajar Sekolah Rakyat di 100 lokasi pertama akan dimulai pada 14 Juli 2025.
Pihaknya menyebut berbagai instrumen penunjang, termasuk sistem pemetaan siswa, akan dilibatkan sejak awal.
"Hari ini Pak Nuh mengajak sahabatnya Pak Ary Ginanjar bertemu dengan kita untuk juga mendiskusikan tentang beberapa hal," kata Saifullah.
Mensos menyampaikan bahwa saat ini Sekolah Rakyat sedang menyelesaikan tahapan akhir rekrutmen guru dan tenaga kependidikan, serta finalisasi kurikulum yang disusun bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Tapi, kurikulum itu perlu dilengkapi dengan modul, instrumen-instrumen lain agar nanti proses pembelajarannya benar-benar tepat sasaran," katanya.
Gus Ipul juga menegaskan, proses penerimaan siswa nantinya tidak menggunakan tes akademik. Sebab, siswa hanya perlu lolos administrasi dan pemeriksaan kesehatan.
"Misalnya ada yang miliki penyakit menular akan disembuhkan lewat pendekatan medis dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan," katanya.
Ia membeberkan, aplikasi Manajemen Talenta akan digunakan untuk memetakan profil siswa secara komprehensif, mulai dari potensi akademik, sosial, gaya belajar, hingga kebutuhan emosional.
"Hari ini kita diskusi, dan alhamdulillah banyak sekali dari berbagai kalangan memberikan masukan," katanya.
Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar, menyambut baik ide Presiden Prabowo Subianto yang menghapuskan tes akademik untuk masuk Sekolah Rakyat. Ia menilai ini sebagai terobosan yang dapat menginspirasi banyak negara.
"Selama ini kita hanya mengukur Intelligence Quotient (IQ)-nya berapa, sekolahnya bagaimana," katanya.
Load more