Soal Kasus BMW Tabrak Mahasiswa di Yogyakarta, Anggota DPR Harap Penanganannya Tidak Boleh Lihat Status Sosial
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
Jakarta, tvOnenews.com - Soal kasus mobil BMW yang menabrak seorang mahasiswa di Sleman, Yogyakarta, hingga meninggal dunia, Anggota Komisi III DPR RI Abdullah meminta penanganannya tidak boleh memandang status sosial.
Menurut Abdullah, saat ini kasus tersebut mendapat perhatian besar dari warganet di media sosial.
Pasalnya, menurut dia, penanganannya diduga tidak transparan dan dihubungkan dengan status sosial dari orang tua penabrak yang disebut mempunyai jabatan dan pengaruh penting.
"Penanganan kasus mesti berpihak pada keadilan, bukan status sosial," ujarnya, Selasa (27/5/2025).
Pada Sabtu (24/5/2025) lalu, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) berinisial AEA meninggal dunia.
AEA meninggal dunia setelah sepeda motor Vario yang dikendarainya ditabrak mobil BMW yang dikendarai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM berinisial CPP.
Abdullah menyebut banyak warganet meragukan kredibilitas aparat kepolisian dalam penanganan kasus meninggalnya AEA.
Dia menilai banyak pihak mengungkap beberapa kejanggalan di media sosial dengan menanyakan pengemudi mobil BMW selaku penabrak yang tidak ditahan.
Selain pernyataan polisi yang mengatakan penabrak tidak dalam keadaan mabuk atau negatif narkoba ketika terjadi kecelakaan, dia menyebut warganet geram karena ada isu pemberian uang dari pihak penabrak kepada keluarga korban sekitar Rp1 miliar untuk pengobatan dan disebut sebagai "sogokan".
"Saya mendesak pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut untuk memberikan keterangan resmi dan menjawab semua pertanyaan publik yang dianggap janggal,” tegasnya.
Abdullah turut meminta polisi yang menangani kasus itu untuk menggandeng pihak lain agar kasus tersebut tidak diintervensi pihak mana pun. (ant/nsi)
Load more