Asal-usul KDM Disebut 'Bapak Aing' dan Artinya
- YouTube
Jakarta, tvOnenews.com - Munculnya sebutan "Bapak Aing" yang melekat pada sosok Kang Dedi Mulyadi (KDM) telah menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial.
Julukan "Bapak Aing" yang berasal dari bahasa Sunda, berarti "Bapak Saya," ini bukan sekadar panggilan biasa, melainkan cerminan kedekatan dan rasa hormat masyarakat terhadap figur yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka.
Bagaimana KDM, yang dikenal luas karena kreativitasnya dalam mengemas konten informatif dan menghibur, berhasil meraih simpati publik hingga dijuluki "Bapak Aing"? Mari kita telusuri lebih dalam.
Mulanya julukan "Bapak Aing" berakar dari masa jabatan Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode, dari tahun 2008 hingga 2018.
Gaya kepemimpinannya yang dikenal merakyat, sering turun langsung ke lapangan, dan responsif terhadap permasalahan masyarakat, menjadi fondasi kuat bagi munculnya julukan tersebut.
Konten-konten tersebut tidak hanya menampilkan kegiatan KDM dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin, tetapi juga momen-momen interaksi humanis dengan masyarakat.
Visualisasi yang menarik dan narasi yang mudah dipahami membuat konten-konten tersebut mudah diterima oleh berbagai kalangan.
Selain itu, platform TikTok juga turut andil dalam mempopulerkan julukan "Bapak Aing". Salah satu kisah yang viral adalah tentang Egi, seorang anak yang menjadi korban perundungan dan kemudian diangkat menjadi anak asuh oleh KDM.
Egi, yang kemudian dimasukkan ke pesantren bersama anak asuh KDM lainnya, disebut-sebut sebagai orang pertama yang memanggil KDM dengan sebutan "Bapak Aing".
Kisah ini menyentuh hati banyak pengguna TikTok, yang kemudian ikut menggunakan julukan tersebut dalam berbagai konten terkait KDM.
Hal ini menunjukkan bahwa julukan "Bapak Aing" tidak hanya berasal dari kalangan orang dewasa, tetapi juga dari generasi muda.
Fenomena "Bapak Aing" memiliki implikasi politik dan sosial yang signifikan. Secara politik, julukan ini menunjukkan bahwa masyarakat mendambakan pemimpin yang dekat dengan rakyat, responsif terhadap permasalahan mereka, dan mampu memberikan solusi konkret.
Secara sosial, julukan ini mencerminkan adanya ikatan emosional yang kuat antara pemimpin dan masyarakat. Julukan "Bapak Aing" yang melekat pada sosok KDM bukan sekadar panggilan biasa, melainkan cerminan kedekatan dan rasa hormat masyarakat terhadap figur yang dianggap mampu mewakili aspirasi mereka.
Load more