Saor Siagian: Dosa-Dosa Hercules Sudah Cukup untuk...
- Kolase tvOnenews
tvOnenews.com - Dalam rapat terbuka Komisi III DPR RI yang digelar pada Rabu, (7/5/2025), advokat senior Saor Siagian, yang tergabung dalam Tim Advokat untuk Pemberantasan Aksi Premanisme (TUMPAS), menyampaikan pernyataan keras yang mengguncang ruang sidang.
Dengan nada tegas, Saor memaparkan apa yang ia sebut sebagai "deretan dosa-dosa Hercules" tokoh ormas sekaligus mantan penguasa Tanah Abang, Rosario de Marshall alias Hercules.
Saor tidak hanya menyinggung reputasi masa lalu Hercules, tetapi juga menyoroti berbagai tindakan dan pengaruh ormas GRIB Jaya yang dipimpinnya, yang dinilainya telah meresahkan masyarakat dan bahkan membuat aparat hukum kehilangan wibawa.
“Hercules dalam salah satu kasus, karena kepentingan ormasnya tidak diakomodir, menyebabkan sebuah perusahaan sampai tutup,” ungkap Saor, menyoroti bagaimana kekuasaan informal ormas dapat menekan sektor swasta tanpa proses hukum.
Namun yang lebih disesalkan oleh Saor adalah diamnya negara, khususnya aparat penegak hukum. Ia mengkritik keras karena tidak adanya tindakan hukum yang jelas terhadap ormas tersebut, padahal bukti-bukti pelanggaran sudah terang benderang.
“Jangankan dibekukan, diperingatkan pun tidak. Ini bukti negara kalah oleh ormas,” ucapnya.
Salah satu pernyataan Hercules yang kembali dikutip Saor adalah ketika pria asal Timor Timur itu diduga mengancam akan mengerahkan 50 ribu orang ke Jawa Barat, setelah Gubernur Jabar saat itu,
Dedi Mulyadi, dianggap menyinggung keberadaan ormas. Saor melihat hal itu sebagai bentuk intimidasi terbuka terhadap kepala daerah, yang seharusnya tidak boleh ditolerir.
“Karena hanya menyebut nama ormas saja, seorang gubernur diancam. Di mana wibawa hukum negara ini?” tanyanya dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Saor menyinggung insiden pembakaran mobil polisi di Depok, yang diduga dilakukan oleh anggota GRIB Jaya. Bagi Saor, itu seharusnya menjadi alasan cukup kuat bagi aparat untuk membekukan organisasi tersebut.
“Kalau sudah sampai membakar mobil polisi, itu bukan sekadar premanisme, itu bentuk pemberontakan terhadap negara,” tegasnya.
Di penghujung pernyataannya, Saor mengakui bahwa sikap vokalnya mungkin akan menuai konsekuensi. Tapi sebagai advokat, ia menegaskan bahwa membela supremasi hukum adalah bagian dari sumpah profesionalnya.
Load more