Polisi Buru Pria asal Palembang yang Jadi Pelaku Sextortion, Nyamar jadi Perempuan Seksi di Bigolive
- unsplash
Jakarta, tvOnenews.com - Polisi tengah memburu pria asal Palembang, Sumatera Selatan berinisial I (27) yang menjadi pelaku tindak pemerasan disertai ancaman dengan modus Video Call Seks (VCS).
Adapun, I adalah kakak dari sosok MD (25) yang juga pelaku dalam kasus ini. Namun, I telah ditangkap oleh Subdit 4 Direktorat Reserse Siber (Ditressiber) Polda Metro Jaya. Saat ini, I yang masih menjadi buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Pengungkapan kasus ini dilakukan berdasarkan laporan yang diterima bernomor LP/B/781/II/2025/SPKT/Polda Metro Jaya, Tanggal 4 Februari 2025, dengan korban berinisial pria berinisial BP.
Kasubdit 4 Ditressiber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon mengatakan, MD (adiknya) ditangkap di kediamannya di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Lorong H Umar RT 039 RW 008 Kelurahan Sembilan, Sepuluh Ulu Kecamatan Jakabaring, Palembang pada Jumat (25/4/2025) pukul 17.00 WIB.
Namun, sayangnya saat itu polisi tidak menemukan I.
"Pelaku MD melakukan kejahatan tersebut bersama dengan saudara kandungnya, kakak laki-lakinya yang berusia 27 tahun. Sementara kami akan lakukan penyelidikan lebih lanjut karena pada saat ditangkap, DPO ini tidak ada di tempat," ucap Herman saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (6/5/2025).
Herman menjelaskan, pelaku I berperan sebagai sosok yang menghubungi melalui pesan WhatsApp ke nomor kantor tempat kerja korban yang telah ia profiling.
Dalam hal ini, para pelaku melakukan pengancaman terhadap korban untuk menyebarkan video call seksnya.
Agar tidak disebarkan, kakak beradik ini terus meminta sejumlah uang bernilai jutaan rupiah kepada korban.
Selain itu, kata Herman, I juga berperan sebagai penerima uang dari hasil melakukan pemerasan dan pengancaman ke beberapa korban.
"Para pelaku sudah melakukan kejahatan tersebut sejak awal tahun 2024 dan banyak korban lainnya," ucap Herman.
Herman mengungkap, dari hasil kejahatan ini, pelaku telah mendapatkan keuntungan senilai Rp100 juta dan digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
Kini, para tersangka dijerat dengan Pasal 45 ayat (10) Jo Pasal 27B ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Load more