PM Ukraina Sebut Putaran Baru Dialog Soal Mineral Kritis dengan AS Dimulai
- Antara
Berbicara bersama Shmyhal, Kallas menekankan bahwa Ukraina saat ini “sedang berperang dalam konflik yang hanya Rusia yang ingin lanjutkan,” dan menyoroti pentingnya dukungan segera komunitas internasional.
“Ukraina sangat membutuhkan amunisi berkaliber besar. Dua juta peluru akan menjadi kontribusi kami,” ujarnya sembari menambahkan bahwa Uni Eropa dan negara-negara anggotanya telah menyediakan lebih dari satu juta peluru baik dalam bentuk pesanan maupun janji.
Ia juga mengumumkan bahwa “Ukraina akan segera menerima sisa dana dari tranche pertama keuntungan aset Rusia yang dibekukan. Jumlahnya mencapai 1,4 miliar euro (sekitar Rp25,9 triliun),” dengan tranche kedua senilai 2,1 miliar euro (sekitar Rp38,9 triliun) dijadwalkan mulai disalurkan akhir bulan ini.
“Sebagian besar dari dana 1 miliar euro (sekitar Rp18,5 triliun) ini akan mendukung industri pertahanan Ukraina sendiri,” ujarnya.
Kallas juga menuding China turut memperkuat kemampuan perang Rusia.
“Tanpa dukungan dari China, Rusia tidak akan mampu menjalankan perang dalam skala sebesar saat ini,” jelasnya.
Sementara itu, Komisioner Perluasan Uni Eropa, Marta Kos, menyebut dukungan terhadap Ukraina sebagai “investasi strategis jangka panjang demi keamanan dan keselamatan Eropa.”
Ia menyebut bahwa blok tersebut telah mengerahkan dana sebesar 144 miliar euro (sekitar Rp2,6 kuadriliun) sejak perang dimulai pada 2022.
“Kemajuan dalam pengakuan standar teknis bersama, kebijakan roaming, serta persiapan integrasi ke dalam SEPA (Single Euro Payments Area), menunjukkan bahwa Ukraina bukan lagi berada di pinggiran Eropa, melainkan telah menjadi bagian dari jantung Eropa."(ant/ree)
Load more