Jakarta, tvOnenews.com - Para orangtua harus memperhatikan betul kondisi kesehatan anak yang dibawa dalam perjalanan mudik ke kampung halaman.
"Menjaga kesehatan anak saat mudik ini kita harus melihat risiko kesehatan apa sih yang paling sering gitu selama mudik pada anak-anak yang orang tua harus tahu," kata dokter lulusan Universitas Padjadjaran itu dalam keterangannya, dikutip Minggu (30/3).
Ackni menjelaskan, salah satu risiko kesehatan yang kerap dialami anak saat mudik, yakni demam yang atau gejala panas badan.
Menurut Ackni, orangtua harus membawa obat panas salah satunya punya paracetamol dalam perjalanan mudik. Namun, jika sudah meminum obat, panas si anak tidak kunjung turun, maka disarankan dibawa ke rumah sakit.
"Obat panas harus punya ya, paracetamol itu biasanya dia lebih aman karena dia tidak terlalu merangsang lambung. Kalau panasnya di atas 38,5 dikasih obat panas sudah 4 sampai 6 jam tidak turun-turun, itu boleh segera dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Kemudian, lanjut Ackni, gangguan pencernaan, seperti diare juga bisa terjadi pada anak saat mudik. Hal itu lantaran kerap disebabkan para pemudik mengonsumsi makanan yang dibeli di sepanjang perjalanan tidak bersih atau tidak fresh.
Dampak diare yang ditakutkan, yakni apabila anak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, bahkan bisa alami gangguan elektrolit.
"Mengalami diare, buang air besarnya (BAB) terus-terusan sampai anaknya ada tanda dehidrasi, seperti kencingnya sedikit atau ketika pipis warnanya agak pekat, itu berarti tanda dehidrasi atau anaknya jadi lebih lemas. Maka itu bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat selama perjalanan," ujarnya.
Selanjutnya, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau seperti batuk pilek juga bisa terjadi pada anak saat mudik, terutama bagi para pemudik yang menggunakan sepeda motor.
Ackni menyarankan para pemudik yang naik motor agar menggunakan masker dan membawa obat-obatan yang bisa dikonsultasi ke dokter.
Namun, jika anak sudah mulai mengalami sesak atau pernapasan cepat harus dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Kalau dia sesak atau napas cepat, itu biasanya kegawatan pada saluran pernafasan. Napasnya itu berdasarkan usia kalau misalnya di atas 1 tahun biasanya lebih dari 40 kali dalam 1 menit," ujarnya.
"Jadi dilihat napasnya jadi ada kayak bantuan nafas atau kayak ada usaha nafas, agak berat atau bunyi ngik..ngik. Itu takutnya dia memang membutuhkan fasilitas khusus, jadi harus dibawa ke rumah sakit," tambahnya. (ant/dpi)
Load more