Kemudian pihak kepolisian telah mengimbau agar tetap tertib dan tidak melakukan tindakan anarkis.
“Namun, situasi di lapangan justru memanas setelah orator terus memprovokasi peserta aksi. Meski mendapat serangan berupa lemparan botol air mineral, batu, hingga petasan, aparat kepolisian tetap bersikap humanis dan tidak membalas serangan tersebut. Polisi tetap mengedepankan pendekatan persuasif tanpa menggunakan senjata api,” ungkap Susatyo.
Ketika situasi tidak kondusif dan massa mulai bertindak brutal, pihak kepolisian langsung mengambil langkah mitigasi agar massa aksi tidak semakin anarkis.
“Setelah beberapa kali peringatan diberikan, polisi akhirnya membubarkan massa pada pukul 20.30 WIB. Situasi di sekitar DPR RI berangsur kondusif, meski sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan,” jelas Susatyo.
"Kami bersyukur situasi bisa dikendalikan meskipun sempat terjadi ketegangan. Kami mengingatkan bahwa kebebasan berpendapat dijamin oleh undang-undang, tetapi harus tetap sesuai aturan dan tidak merugikan masyarakat umum," sambungnya.
Sementara itu, sebanyak tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) harus mendapatkan perawatan ke rumah sakit buntut aksi ricuh dalam demo menolak pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia di Gedung DPR RI.
Koordinator Bidang Sosial Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Muhammad Bagir Shadr membenarkan terkait adanya mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit.
Load more