Kasus Kematian Mahasiswa UKI Belum Terungkap, Polisi Pastikan Penyeledikan Dilakukan Transparan

Jakarta, tvOnenews.com - Insiden tewasnya seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) Kenzha Walewangko hingga kini belum dapat terungkap. 

Polisi pun masih terus melakukan penyeledikan dengan memeriksa para saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti untuk dapat mengungkap tewasnya Kezha di dalam lingkungan kampus.

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol. Nicolas Ary Lilipaly memastikan penyeledikan yang dilakukan pihaknya berjalan dengan transparan dan memenuhi prosedur ilmiah agar membuahkan hasil yang akurat untuk kejelasan hukum.

“Proses penyelidikan kami lakukan secara transparan, dengan memperhatikan setiap keterangan saksi, serta menunggu hasil otopsi dari RS Polri dan pemeriksaan Labfor,” kata dia kepada wartawan, Rabu (19/3/2025).

Nicolas menyadari, proses penyeledikan yang dilakukan Polisi hingga kini menimbulkan perspektif liar. Namun ia menegaskan pihaknya dalam mengungkap kasus ini bekerja secara profesional.

“Banyak spekulasi yang beredar di masyarakat, namun kami pastikan bahwa kami bekerja dengan penuh kehati-hatian dan profesionalisme,” tegasnya.

Adapun sampai dengan saat ini, jumlah saksi yang diperiksa sebanyak 34 orang yakni, pihak Universitas Kristen Indonesia (UKI), rumah sakit yang menangani korban, serta sejumlah Mahasiswa yang hadir pada saat kejadian. 

Termasuk penjual minuman keras, karena diketahui, Kenzha tewas diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa lain setelah menenggak minuman beralkohol.

“Namun, hasil akhir dari penyelidikan kami masih menunggu hasil otopsi dan pemeriksaan dari Laboratorium Forensik (Labfor) untuk memastikan faktor penyebab kematian korban,” ujarnya.

Nicolas juga meminta diberikan waktu luas untuk dapat bekerja maksimal agar kasus yang terjadi di dunia pendidikan ini dapat menemui titik terang sekaligus memastikan hukum apakah kejadian ini merupakan tindak pidana atau tidak.

“Kami membutuhkan waktu agar hasilnya akurat, sehingga kami bisa mempertanggung jawabkan setiap langkah penyelidikan ini secara hukum,” tuturnya.

Adapun dalam melakukan penyelidikan, Polres Metro Jakarta Timur melibatkan RS Polri dan Puslabfor, guna melakukan pemeriksaan lebih dalam mengenai toksikologi, histopatologi, digital forensik, dan DNA korban. 

“Proses penyelidikan ini akan berjalan sesuai dengan fakta-fakta yang ada. Kami berkomitmen untuk mengungkapkan kebenaran seadil-adilnya,” tandasnya. (aha/muu)