ADVERTISEMENT
Advertnative
Jakarta, tvOnenews.com - Pemerintah berhasil memulangkan sebanyak 554 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penipuan secara daring atau scam online di Myanmar.
Pemulangan ratusan itu dilakukan secara bertahap yang dimulai pada Selasa (18/3/2025) sebanyak 400 orang dan Rabu (19/3/2025) sebanyak 154 WNI.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyebut mereka berasal dari 35 provinsi.
Dalam hal ini korban paling banyak berasal wilayah Sumatera Utara dengan 133 orang disusul Jawa Barat 75 orang.
Adapula diantaranya dari Bangka Belitung 68 orang, Jakarta 51 orang, Sulawesi Utara 39 orang, Kalimantan Barat 27 orang, Jawa Timur 22 orang, Riau 22 orang, Jawa Tengah 15 orang, Kepulauan Riau 20 orang, Aceh 11 orang, Banten 9 orang, Lampung 8 orang, Sulawesi Tengah 4 orang, Bengkulu 4 orang, Jambi 3 orang, Bali 3 orang, Yogyakarta 3 orang, Papua Barat 2 orang dan Kalimantan Selatan 2 orang.
Sementara untuk daerah Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Tangerang, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT) Masing-masing hanya 1 korban saja.
"Rata-rata ini sebenarnya ada anak muda ya. Ada anak muda yang memang terjebak karena iming-iming lewat biasanya lewat orang lain, lewat online," ucap Karding di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (19/3/2025).
Karding menjelaskan para korban ini diajak untuk bekerja di restoran atau hotel di Kamboja maupun Thailand, namun nyatanya mereka dijemput oleh seseorang dan dibawa ke Kota Myawaddy, Myanmar yang merupakan lokasi penampungan pekerja dari berbagai negara.
"Mereka dijemput oleh seseorang dan dibawa ke tempat, ke Myanmar, yang memang berbatasan langsung sungai. Nah, Myawaddy ini satu kampung dan di sekitarnya juga sama dipekerjakan orang-orang yang dari semua negara," jelasnya.
Ia juga menuturkan pada saat di Myanmar para korban kerap menerima kekerasan fisik bahkan hingga mengalami sejumlah luka di sekujur tubuhnya.
Oleh sebab itu, setelah para korban ini berhasil mendarat di tanah air pemerintah akan segera melakukan pemeriksaan kesehatan mental.
Mereka juga dikumpulkan sementara di Wisma Haji Pondok Gede selama tiga hari sebelum akhirnya dipulangkan daerah asalnya masing-masing.
"Mungkin ada tadi yang saya dekat saya tuh rahangnya bengkok. Kemudian di telinganya di sini ada bekas pukulan. Tapi kalau kesehatan harus kita rujuk ke rumah sakit secara fisik begitu juga secara mental," tandasnya. (aha/nsi)
Load more