Viral Video Banjir di Kawasan IKN, Ternyata Sebenarnya Itu...
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Viral video beredar dan menyebutkan terjadi banjir di Istana Negara di KIPP Kota Nusantara baru-baru ini.
Staf Khusus Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bidang Komunikasi Publik Troy Pantouw menegaskan video dengan narasi yang tersebar di media sosial itu hoaks.
Dia mengingatkan semau warga Indonesia tidak mudah terhasut kabar bohong mengenai Kota Nusantara.
Menurutnya, perlu telusuri terlebih dahulu kebenaran informasi yang beredar di media sosial menyangkut ibu kota masa depan Indonesia itu.
"Masyarakat agar tidak mudah termakan isi video, berita palsu dan bohong yang disebar melalui grup percakapan tertentu memakai narasi membangkitkan emosi seseorang," ujar Troy Pantouw di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kamis (13/3/2025).
OIKN kembali menekankan video yang berisikan banjir di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hoaks.
"Jadi, sekali lagi tidak benar informasi seperti disebutkan dalam video yang beredar itu," ujar Troy.
OIKN menyesalkan penyebaran konten yang menyampaikan hoaks yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab di tengah percepatan.pembangunan ibu kota Indonesia.
"Kami hargai kebebasan berekspresi, tapi semua memiliki tanggung jawab moral dan budi pekerti luhur tidak membuat kebingungan dan keresahan masyarakat," tegasnya.
Publik atau masyarakat diharapkan melakukan pengecekan langsung padasumber resmi menyangkut informasi Kota Nusantara, melalui laman resmi OIKN (www.ikn.go.id), atau media sosial @ikn._id atau @OIKN_IKN dan @investnusantara.
Masyarakat harus bijak sebagai pengguna media sosial untuk menelusuri terlebih dahulu kebenaran informasi yang beredar.
Adapun beberapa langkah mencegah peredaran berita bohong di media sosial yakni dengan dengan gunakan rumus ABC.
"Amati isi beritanya, perhatikan gambar atau videonya akan kelihatan gambar atau video tempelan atau bukan dan kalau sudah melenceng kemungkinan besar itu bohong," terang Troy.
Kemudian, Baca atau lihat sampai habis informasi dari awal sampai akhir ada kejanggalan atau tidak.
Selanjutnya, Cek sumber informasi. Kalau tidak ada sumber resmi seperti dari pemerintah pusat atau OIKN sudah dipastikan tidak sesuai alias berita bohong.
Dia turut berharap jangan ada lagi menyebarkan berita bohong karena ada konsekuensi hukum dan masyarakat diimbau bijak menilik dan memilah semua informasi yang ada di media sosial.
"Seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan literasi digital," tuturnya.(ant/lkf)
Load more