Sidang Kasus Penembakan di Tol Tangerang-Merak, Anak Bos Rental: Polsek Cinangka Tolak Laporan dan Bilang "Wah Paling Itu Pistol Mainan"
- Aldi Herlanda/tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Di Pengadilan Militer II-08 Jakarta, anak bos rental korban penembakan di Tol Tangerang-Merak mengatakan Polsek Cinangka menolak laporan orang tuanya untuk pendampingan saat melakukan pengejaran.
Bahkan, anak bos rental mengatakan petugas Polsek Cinangka beranggapan senjata yang dipakai pelaku hanya pistol mainan.
Hal ini dikatakan Agam saat menjawab pertanyaan Oditur Militer dari Oditurat Militer II-07 Jakarta Mayor Korps Hukum (Chk) Gori Rambe tentang kronologi pengejaran mobil yang dibawa kabur oleh tiga oknum anggota TNI AL dari Oditurat Militer II-07 Jakarta.
"Saat di Polsek (Cinangka) penjaga piket pada saat itu bilang seperti ini, 'Ciri-ciri pistolnya seperti apa?'. Yang saya lihat berwarna hitam. (Dijawab) 'Wah paling itu pistol mainan’ kata anggota kepolisian dari Polsek tersebut. Setelah itu, kami tidak mendapat pendampingan," kata Agam, Selasa (18/2/2025).
Sebelum melapor ke Polsek Cinangka, kata dia, bersama almarhum ayahnya—Ilyas Abdul Rahman—sudah sempat ditodong pistol oleh terdakwa.
Agam mengatakan mobil yang dikendarai oleh terdakwa mengarah ke gang-gang kecil yang posisinya tidak banyak perumahan saat memantau GPS.
Dia mengaku takut ketika harus tetap mengikuti mobil tersebut.
"Saya melihat mobil masuk ke gang-gang di Pantai Carita. Saya takut untuk mengejarnya karena kami menjaga jarak dari mobil sekitar 3-5 kilometer. Yang saya takutkan kalau kami membuntuti mobil Brio tersebut, pelaku masuk ke gang-gang di dalam kampung. Takut terjadi apa-apa kepada kami," jelas dia.
Di pengadilan itu Agam mengatakan dia dan mendiang ayahnya memutuskan tetap memantau GPS.
Mereka sempat berdiskusi untuk melaporkan kejadian ini dan meminta pendampingan kepada Polsek atau Polres setempat.
"Kami tetap melihat sinyal GPS yang tersisa. Setelah itu saya berdiskusi sama almarhum ayah, sama adik saya, 'Gimana nih ya? Mobil kan ada pistolnya'. Terus ayah menyarankan, 'Ya sudah Agam buka GPS. Bila mobil itu berhenti di dekat Polsek atau Polres, minta pendampingan dulu ke Polsek atau Polres'," ujarnya.
Agam menyebut dalam proses pengejaran mobil tersebut perangkat GPS menunjukkan kalau para terdakwa berhenti berjarak kurang lebih empat kilometer dari Polsek Cinangka.
Load more