Publik juga membeberkan sejumlah alasan perlunya reformasi Polri selain reposisi, antara lain responden yang menjawab untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi Polri sebesar 13,1 persen, untuk pemberantasan penyalahgunaan kekuasaan sebesar 8,1 persen, untuk meningkatkan profesionalitas sebesar 16,1 persen, dan untuk mengurangi kekerasan yang dilakukan oleh oknum aparat kepada masyarakat sebesar 18,5 persen.
"Lalu untuk pemberantasan korupsi sebesar 17,8 persen, untuk penyesuaian dengan perkembangan teknologi sebesar 2,1 persen, lainnya sebesar 11,4 persen dan responden yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 12,9 persen," tutur Gian.
Survei Civil Society for Police Watch juga memotret kepuasan publik terhadap kinerja Polri. Dari hasil survei, ternyata tingkat kepuasan publik atas kinerja Polri masih di bawah angka 50 persen atau berada di angka 42,3 persen dengan perincian responden yang menjawab cukup puas sebesar 23,1 persen, sangat puas 2,1 persen dan puas 17,1 persen. Sementara responden yang menjawab tidak puas sebesar 12,3 persen, kurang puas 31,2 persen. Responden yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 14,2 persen.
Gian mengatakan, isu-isu negatif dan kasus hukum yang melibatkan oknum Polri ternyata berpengaruh besar terhadap tingkat kepercayaan dan kepuasan publik terhadap institusi Polri. Dari hasil survei, responden yang menjawab isu-isu negatif dan kasus hukum oknum polisi cukup mempengaruhi kepuasan publik atas kinerja Polri sebesar 28,2 persen, sangat mempengaruhi 8,2 persen dan mempengaruhi 20,1 persen.
"Sementara yang menjawab tidak mempengaruhi sebesar 2,9 persen, kurang mempengaruhi 7,7 persen. Responden yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 32,9 persen," pungkas Gian.
Survei Civil Society for Police Watch ini dilakukan pada 10-14 Februari 2025 terhadap 1.200 responden yang merupakan warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau sudah menikah. Margin of error survei kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sementara metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Survei dilakukan denga wawancara tatap muka dan formplus. Petugas surveyor mayoritas adalah mahasiswa yang sudah mendapatkan pelatihan mengenai survei dari tim pusat. (ebs)
Load more