Terbukti Bawa Angin Segar untuk Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga Dukung Hilirisasi Nikel
- Antara Foto
Dengan teknologi modern yang digunakan, smelter ini mampu meminimalkan emisi dan limbah, serta mengelola sumber daya alam dengan efisien.
"Ini sejalan dengan visi Ceria Group untuk menjadi pelopor dalam industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia," tambah Derian.
Smelter ‘Merah Putih’, Ceria tidak hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tetapi juga memastikan bahwa seluruh manfaat dari pengembangan sumber daya nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Keunggulan Smelter ‘Merah Putih’ yang paling utama adalah seluruh rantai industri mulai dari penambangan bijih nikel hingga pemurnian dan produksi bahan baku untuk baterai prosesnya terjadi di dalam negeri.
Sementara, Corporate Secretary Ceria Group, Imelda Kiagoes, menegaskan komitmen Ceria dalam mendukung program hilirisasi komoditas yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto.
“Ceria Group berfokus pada pengembangan hilirisasi melalui _downstream processing_. Dengan pertumbuhan organik yang kami rencanakan selama lima tahun ke depan, arah kami menuju produksi pCAM atau _precursor battery_ sebagai material utama kendaraan listrik (EV). Hal ini sejalan dengan program pemerintah, sehingga kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah untuk merealisasikan visi ini. Keberlanjutan pertambangan juga menjadi fokus Ceria Group untuk memastikan sumber daya dan cadangan nikel terus berlanjut lebih dari 20 tahun kedepan,” imbuhnya.
Imelda menambahkan pengembangan proyek Ceria Group dalam mengurangi emisi karbon mengacu pada kerangka _Initiative for Responsible Mining Assurance_ (IRMA) 50.
“Sebagai bagian dari rencana ini, PT PLN melalui anak perusahaannya, PLN Batam, akan membangun Pembangkit Listrik Terpadu (_Integrated Power Plant_) di area Ceria, tepatnya di ITC POCI (_Integrated Temporal Capacity Pomalaa Ceria_). Pembangkit listrik berbasis mesin gas (_Gas Engine Power Plant_) tersebut direncanakan memiliki total kapasitas sebesar 200 MW dan ditargetkan mulai konstruksi pada tahun 2025. Juga beberapa relokasi _Gas Engine Power Plant_ ke area Ceria sebesar 34 MW dan 2 x 25 MW. Sumber _Green Energy Footprint_ ini sebagai tambahan dari 352 MW yang telah ditandatangani dengan PLN,” tambahnya.
Dengan demikian, inisiatif ini mendukung kebutuhan energi proyek hilirisasi Ceria Group dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur energi yang efisien dan ramah lingkungan di kawasan tersebut.(lkf)
Load more