Padahal, sejatinya lawan debat adalah teman berpikir.
“Melihat Muallem jangan hanya dari sudut pandang sekolah saja, kita juga harus bisa menghargai pengorbanan nyawa beliau untuk Aceh,” tegas aktivis perempuan Aceh itu.
Perlu diketahui, kuatnya elektabilitas Muallem-Dek Fadh turut disokong para intelektual Aceh seperti, seperti Muslim, S.HI. MM, Dr. Nasir Djamil, Prof. Abdullah Puteh, drh. Irwandi Yusuf, Dr. Nurlis Efendi, Teuku Kamaruzzaman, para aktivis serta kalangan Santri Dayah di Aceh.
Muallem adalah sosok inti dibalik damainya Aceh, beliau sangat ikhlas untuk Aceh.
Sepak terjangnya semasa konflik, dan merawat damai Aceh hingga saat ini, Muallem selalu diserang pribadinya dengan narasi negatif, tapi tak pernah dibalas atau dibawa ke ranah hukum.
Seperti diketahui, debat ketiga Pemilihan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur (Pilgub) Aceh yang dilaksanakan oleh KIP Aceh di The Pade Hotel, Aceh Besar 19 November lalu sempat ricuh.
Munculnya pernyataan “Mereka Gak Sekolah,” yang diucapkan oleh Paslon Gubernur Aceh nomor urut 1, Bustami Hamzah dianggap sebagai pernyataan yang tak bisa diterima, dan niretika.(lkf)
Load more