Saat Jokowi Tunjukkan Resiliensi Indonesia Hadapi Pandemi: Tingkat Kematian Rendah, Resesi Terkendali
- Istimewa
Pemerintah Indonesia meluncurkan berbagai program untuk menopang kehidupan masyarakat selama pandemi. Kebijakan ini mencakup bantuan langsung, program kesehatan, dan dukungan bagi dunia usaha. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, swasta, maupun masyarakat, memainkan peran besar dalam proses pemulihan.
Indonesia berhasil pulih dengan cepat, bahkan sebelum WHO mencabut status darurat COVID-19 pada Mei 2023. Keberhasilan ini tidak hanya disebabkan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh ketangguhan masyarakat dan budaya gotong-royong yang kuat.
Riset WHO tahun 2024 menunjukkan bahwa Indonesia mencatat tingkat kematian yang rendah dan mampu menghindari resesi yang lebih dalam. Faktor utama di balik keberhasilan ini adalah daya tahan masyarakat, dedikasi tenaga kesehatan, dan semangat kolaborasi di antara berbagai elemen bangsa.
Selama pandemi COVID-19, pemerintahan Jokowi membangun berbagai pilar transformasi kesehatan untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia. Pilar-pilar ini mencakup transformasi layanan primer, rujukan, sistem kesehatan, pembiayaan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan teknologi kesehatan. Setiap pilar mengalami perubahan signifikan dari kondisi sebelum pandemi hingga langkah-langkah perbaikan yang dilakukan setelahnya.
Berikut adalah 6 Pilar Transformasi Kesehatan, Hasil 10 Tahun Kinerja Jokowi
1. Transformasi Layanan Primer: Sebelum pandemi, akses layanan kesehatan primer masih terbatas, dan deteksi dini penyakit belum optimal. Namun, setelahnya, sebanyak 165 puskesmas baru dibangun, termasuk 156 di Provinsi Papua, serta upaya pengisian formasi ASN bidang kesehatan pada 2024. Program integrasi layanan primer juga dilakukan, menghubungkan Puskesmas hingga Posyandu untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.
2. Transformasi Layanan Rujukan: Kapasitas layanan rumah sakit rujukan sebelum pandemi masih kurang memadai. Setelahnya, sistem pengampuan layanan kesehatan dan program Proctorship diperluas. Rumah sakit seperti RS Tulungagung dan RS Adam Malik ditingkatkan kapasitasnya untuk prosedur medis kompleks seperti transplantasi ginjal. Bantuan alat kesehatan dan kerja sama internasional juga dilakukan, seperti kolaborasi RSJPN dengan Tokushukai Medical Group dan RS Ngoerah dengan Sun Medical Center dari Korea Selatan.
3. Transformasi Sistem Kesehatan: Pandemi mengungkap kelemahan dalam ketahanan sistem kesehatan Indonesia. Setelahnya, Jokowi mendorong kemandirian di sektor kesehatan dengan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dan investasi di bidang teknologi kesehatan melalui kerja sama dan regulasi.
Load more