Tasikmalaya, tvOnenews.com - Calon Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), punya rencana besar untuk meningkatkan produktivitas warga Jabar lewat sistem pendidikan berbasis lingkungan.
Dalam pandangan Dedi Mulyani, pendidikan di setiap daerah harus disesuaikan dengan ciri khas lingkungan lokal agar mampu mengembangkan keterampilan yang relevan bagi masyarakat setempat.
Oleh karena itu, KDM menjelaskan bahwa jika nanti terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat, ia akan menerapkan kurikulum pendidikan berbasis karakter sejak sekolah dasar (SD), yang akan disesuaikan dengan keunggulan khas setiap daerah.
Misalnya, di Tasikmalaya yang terkenal dengan kerajinan anyaman bambunya, maka siswa-siswi SD di sana akan diajarkan keterampilan membuat anyaman.
"Jadi begini, supaya produktif warga Jawa Barat. Nanti kalau saya memimpin, sekolah akan ada kurikulum pelajaran berbasis khas lingkungan daerah setempat. Misal Tasik terkenal Anyaman, diterapkan kurikulum itu," ujar KDM seusai memberikan orasi di Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Surayalaya, Tasikmalaya, Kamis (5/9/2024).
KDM melanjutkan, pendidikan berbasis karakter ini tidak hanya akan diterapkan di Tasikmalaya, melainkan juga di seluruh Jawa Barat.
Setiap daerah akan memiliki kurikulum yang menyesuaikan dengan keunggulan lokalnya, sehingga generasi muda bisa tumbuh dengan keterampilan yang relevan sejak dini.
KDM yakin, pendekatan ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Itu dari kemampuan itu karakter terbentuk. Sekarang coba lihat, orang China ketika belajar Kungfu kan tidak langsung, bertahap, suruh berdiri dulu berhari-hari, dikasih beban, lama ada proses. Nah, di Sunda itu di sistem pendidikan kita itu aneh. Anehnya dimana, misal belajar silat, begitu datang langsung diajari jurus kan. Harusnya bertahap," tambah KDM, yang selalu nyentrik dengan ciri khas iket putih di kepalanya.
Menurut KDM, proses pembelajaran yang bertahap ini adalah kunci penting dalam membentuk generasi yang sabar, ulet, dan kreatif.
Dia yakin, dengan sistem ini, Jawa Barat akan menghasilkan pengusaha-pengusaha besar dan cendekiawan yang kompeten.
KDM juga menekankan pentingnya membangun pendidikan yang seimbang antara digital dan non-digital.
Ia memberikan contoh, di tingkat SD nantinya siswa lebih fokus pada pembelajaran karakter dan keterampilan manual, sementara SMP mulai mengenalkan teknologi, SMK semakin intensif dengan teknologi, dan di perguruan tinggi barulah pendidikan berbasis digital sepenuhnya.
"Kalau SD sudah langsung digital, bagaimana mereka belajar tentang kesabaran?" ujarnya.
Menurutnya, keuletan dan kesabaran adalah dua hal yang sangat penting dalam pendidikan, terutama untuk menghadapi tantangan zaman sekarang.
Dia berpendapat, para pengusaha sukses di Jawa Barat juga terbentuk lewat proses panjang dan berliku, bukan hanya lewat pendidikan formal.
"Dulu banyak orang jadi pengusaha besar di Jawa barat, misal di Tasik, ada Pak Haji pemilik Karunia Bakti dan Primajasa. Apakah dia dulu sekolah manajemen tentang transportasi? Oleh perjalanan lah yang menjadi sukses. Belajar pendidikan lewat proses yang bersifat alami," kata KDM.
KDM juga menegaskan bahwa dirinya yakin sistem pendidikan yang digagasnya tersebut akan berhasil.
"Tentu bisa berhasil, soalnya saya sudah mencoba hal itu di Kabupaten Purwakarta saat saya masih menjabat kepala daerah waktu itu," tutup KDM, sambil terus disambut antusias oleh warga yang meminta swafoto di lokasi kunjungannya.
Dengan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan lingkungan lokal, KDM yakin mampu menciptakan generasi muda Jawa Barat yang lebih produktif, kreatif, dan siap bersaing di masa depan, tanpa terjebak arus negatif dari dunia digital yang berkembang pesat. (rpi)
Load more