TWIT-TWIT LAMA
Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X).
Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir.
Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid. Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks.
Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial.
Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar.
Konon setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.
Load more