"Kalau sekarang kan (seolah) Munas dipercepat, saya juga nggak tahu apa sebenarnya yang terjadi dibalik itu. Jadi saya berpikir Pak Airlangga sudah berprestasi dan Pak Airlangga bekerja terus, pasti ada sesuatu yang membuat dia mundur dulu," katanya.
Pengusaha jalan tol itu juga menjelaskan bahwa Airlangga Hartarto adalah pihak yang terzalimi.
Oleh sebab itu, Jusuf Hamka menyatakan bahwa dirinya lebih baik menanggalkan jabatannya sebagai pengurus di Golkar. "Politik itu sedemikian keras, dan kasar saya lebih baik mengundurkan diri, karena saya ingin jadi pekerja sosial yang lembut, dan yang nggak keras-keras."
Tak sampai di situ, Babah Alun juga blak-blakan bahwa keputusan Airlangga mundur bukan karena perebutan (kompetisi), melainkan 'direbut' secara paksa.
"Bukan perebutan, tapi direbut. Bukan perebutan saya pikir, tetapi direbut kalau saya bisa katakan itu direbut, bukan perebutan kalau menurut saya," ungkapnya.
Setelah Airlangga mundur sebagai Ketum, DPP Golkar akan segera melakukan rapat pleno untuk menentukan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Load more