Jakarta, tvOnenews.com - Iptu Rudiana tidak menghadiri sumpah pocong yang dilakukan Saka Tatal meski diundang dan sudah disediakan kain kafan untuk dirinya bersumpah soal kasus Vina.
Sebelumnya Iptu Rudiana menyampaikan dalam konferensi pers bersama pengacara keluarga Vina, Hotman Paris bahwa ia berani sumpah pocong terkait kenyataan bahwa Eky adalah anaknya dan telah meninggal dunia.
Pernyataan Iptu Rudiana itu kemudian ditanggapi mantan terpidana kasus Vina, Saka Tatal dengan melangsungkan sumpah pocong sungguhan.
Di dalam sumpah pocong yang dilakukan di Padepokan Agung Amparan Jati, Saka Tatal dibungkus kain kafan dan menyatakan bahwa tidak pernah terlibat dalam pembunuhan ataupun pemerkosaan Vina.
Saka Tatal juga berani sumpah pocong bahwa dirinya dan terpidana kasus Vina lainnya mengalami penyiksaan yang tidak manusiawi oleh para polisi pada tahun 2016.
Pada acara sumpah pocong yang berlangsung Jumat lalu itu, Saka Tatal juga mengundang Iptu Rudiana untuk bersumpah bersamanya.
Namun, Iptu Rudiana tidak hadir dan pihak pengacara berdalih bahwa sumpah pocong adalah hal yang dilarang dalam agama Islam.
Selain itu, sumpah pocong tidak akan mempengaruhi hasil sidang peninjauan kembali (PK) yang saat ini sedang dalam proses.
Meski demikian, pengacara Pegi Setiawan, Toni RM menilai hal yang dilakukan Iptu Rudiana ini justru menunjukkan bahwa dirinya ketakutan.
Ia bahkan menuding bahwa ayah Eky itu hanya berani omong kosong sejak awal.
"Sejak awal, sudah saya duga Rudiana ini hanya omong kosong, berani sumpah pocong hanya untuk meyakinkan publik, itu strategi Rudiana," kata Toni, dalam tayangan YouTube Pengacara Toni, dikutip Minggu (11/8/2024).
Menurut pengacara asal Indramayu ini, sebelumnya Iptu Rudiana hanya berstrategi agar publik menilai dirinya benar.
Namun, jika sejak awal yang mengatakan soal sumpah pocong adalah Iptu Rudiana, seharusnya ayah Eky itu berani untuk bersumpah bersama Saka Tatal.
"Seharusnya Rudiana ini berani kalau memang apa yang dikatakan Rudiana itu adalah benar, bahwa yang meninggal adalah Eky, yang meninggal adalah anaknya, bahwa ia tidak melakukan penyiksaan pada saat mengamankan delapan terpidana," kata Toni.
Tidak hadirnya Rudiana ini menurut Toni akan membuat masyarakat menilai Kapolsek Kapetakan itu adalah seorang pembohong.
Apalagi ia adalah ayah dari salah satu korban dalam kasus Vina ini. Menurut Toni, mestinya akan lebih mudah untuk Rudiana bersedia melakukan apapun.
"Tapi kenyataannya Rudiana tidak datang. Saya menilainya Rudiana ketakutan," ujar dia. (iwh)
Load more