Sayangnya Kartini memiliki jalan kebuntuan dan tidak bisa melanjutkan kiprah pendidikannya ke tahap jenjang berikutnya. Sebab, ketika itu ayahnya menentang pilihannya yang memiliki keinginan seperti putri bangsawan yang hanya menikmati hidup di rumahnya saja.
Karena sudah ditentang ayahnya, ia akhirnya menghabiskan waktu di rumahnya seperti putri bangsawan. Namun, waktu tidak dibuang secara sia-sia olehnya dengan melakukan pengumpulan terhadap buku pelajaran dan ilmu pengetahuan dihabiskannya sebagai menuangkan kegemarannya dalam membaca.
Kebetulan ketika itu Kartini memiliki keahlian dalam berbahasa Belanda. Akhirnya ia terus menekuni kegiatan belajarnya sehari-hari di rumahnya. Sampai menulis surat yang ditujukan kepada teman korespondensi yang identik berasal dari Negara Belanda.
Berawal dari ketertarikannya pada koran, buku-buku hingga majalah di Eropa, akhirnya inisiatif dalam kemajuan pola berpikir yang diperuntukkan untuk perempuan Indonesia muncul. Supaya status sosial atau hak-hak yang dimiliki wanita pribumi mempunyai kesetaraan yang sama.
Akhirnya surat-surat yang dibuat Kartini berhasil menarik perhatian terhadap masyarakat di Belanda yang merupakan seorang perempuan asal Indonesia. Melalui tulisan yang dibuatnya berhasil mengubah banyak pola pikir atau sudut pandang yang dilakukan oleh masyarakat Belanda. Terutama pendapat mereka kepada perempuan Indonesia yang berada di Jawa.
Tidak hanya berhasil mengubah pandangan masyarakat Belanda saja, ternyata tulisan yang tertuang dari surat-suratnya berhasil menyita perhatian sejumlah tokoh kebangkitan nasional di Indonesia.
Seperti W.R. Soepratman yang merupakan seorang tokoh berhasil menciptakan sebuah lagu memiliki judul "Ibu Kita Kartini" yang kini dijadikan lagu nasional dan selalu terngiang setiap tanggal 21 April.
Load more