Mitos Seputar Sosok Westerling, Kapten Belanda yang Menebar Teror di Sulawesi Selatan
- Dok. Maarten Hidskes
Pasukan Westerling tiba di Makassar, Sulawesi Selatan pada Kamis 5 Desember 1946. Pasukan dengan kekuatan 123 personel itu datang dengan membawa misi khusus untuk melakukan "penertiban keamanan".
Untuk meningkatkan efektivitas terornya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, pembantaian pasukan Westerling didahului dengan kampanye perang urat saraf dan menyebarkan kisah tentang Westerling sebagai sesorang yang memiliki kekuatan magis.
"Disebarkanlah cerita bahwa sang Kapten punya ilmu kebal, juga punya ilmu yang memudahkannya mengetahui siapa yang ekstremis, siapa yang perampok, dan sebagainya." tulis Salim Said, dalam bukunya "Dari Gestapu ke Resformasi".
Foto: Pasukan khusus Belanda atau Depot Speciale Troepen (DST) pimpinan Westerling pada 1946. (Dok. Maarten Hidskes)
Westerling yang kelahiran Istanbul, Turki itu jadi bahan kampanye yang efektif di Sulawesi Selatan yang hampir semuanya penganut Islam yang taat.
"Jadi, ketika rakyat sudah dikumpulkan di lapangan terbuka, secara mental mereka sudah ketakutan." ungkap Salim Said.
Westerling sendiri membantah cerita-cerita tentang dirinya yang kebal dan punya ilmu gaib sehingga mudah tahu siapa ekstremis dan siapa perampok.
“Itu semua perang urat saraf saja,” kata Westerling sebagaimana yang Ia tuturkan kepada sejarawan Salim Said dalam sebuah wawancara pada 1970 di Amsterdam, Belanda.
Westerling juga disebut punya kemampuan menembak dengan pistol yang sangat baik. Hal ini tidak dibantah oleh Westerling.
“Di sebuah pasar malam musim panas tahun silam, keterampilan menembak saya ternyata masih prima. Semua sasaran saya tembak dengan tepat dalam tembakan pertama,” katanya dengan bangga.
Waktu di Sulawesi Selatan dulu tersiar cerita, Westerling selalu menggantungkan di pinggangnya dua pistol revolver sering memamerkan keterampilan menembaknya dengan menjadikan anak buahnya sebagai sasaran.
Baca Juga: Cerita-Cerita Pilu Tentang 12 Minggu Operasi Pembantaian Kapten Westerling di Sulawesi Selatan
Para anak buah itu konon diperintahkan merentangkan kedua lengan. Menurut cerita yang beredar, peluru dari dua pistol Westerling melesat di celah jari-jari anak buahnya tanpa mencederai seorangpun.
“Ah, itu dilebih-lebihkan,” katanya.
Diceritakan bahwa Westerling tahu mana anak buah yang akan nahas kalau ikut operasi, karena itu dilarang ikut, namun hal itu juga disangkal oleh Westerling.
Load more