Jakarta, tvonenews.com - Pertengahan minggu lalu, adik capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengungkap kisah awal kedekatan yang sangat intens dengan Presiden Joko Widodo. Semuanya bermula dari potensi korupsi dengan nilai Rp 51 triliun di Kementerian Pertahanan.
Hashim membongkar kisakh di balik layar kakaknya, Prabowo Subianto, mulai dekat dengan dengan Jokowi saat melaporkan adanya dugaan markup dengan potensi korupsi sebesar Rp 51 triliun di Kementerian Pertahanan.
"Pak Jokowi waktu Pak Prabowo lapor ke Pak Jokowi mengenai korupsi di Kementerian Pertahanan, Pak Jokowi kaget. Dan Pak Jokowi bilang, 'Lanjutkan berantas korupsi di Kemhan terus dan saya dukung'," ucap Hashim di Hotel Merlynn Park, Jakarta, baru-baru ini.
Hashim kemudian mengisahkan, setelah melapor ke Jokowi, Prabowo kemudian membatalkan kontrak dengan potensi korupsi dengan nilai Rp 51 triliun itu.
"Waktu Pak Prabowo diangkat sebagai menteri pertahanan, bulan-bulan pertama, di atas meja dia ada kontrak-kontrak yang harus dia tanda tangani senilai Rp 51 T. Rp 51 T di atas meja dia," ucap Hashim.
Hashim mengatakan, harga satuan senjata yang hanya 800 dollar diduga dinaikkan menjadi 10.800 dollar.
"Ada satu senjata harga pabrik 800 dollar satu senjata senapan canggih, yang datang ke mejanya Prabowo harganya 10.800 dollar. Bisa dihitung, harga asli 800, yang datang ke meja Menteri Pertahanan 10.800 dollar, mark up-nya saya hitung," kata Hashim.
"Dan waktu saya lapor ke kakak saya, dia tidak mau percaya. Karena dia sudah bicara bocoran-bocoran berapa tahun, dia dikritik sebagai 'Prabocor' karena orang enggak mau percaya. Tapi yang diduga orang lebih jelek lagi. Ada orang yang lebih rakus lagi dari orang rakus," sambung dia.
Setelah dapat laporan penjelasan detil dugaan mark up senjata itu, Prabowo yang awalnya tidak mau percaya, kemudian langsung membatalkan proyek terkait.
"Pak Prabowo lihat kontrak-kontrak di sini itu hampir semua ada korupsi. Dia tidak ada waktu untuk tender ulang. Apa yang terjadi? Dia batalkan semua kontrak. Dia batalkan kontrak-kontrak senilai Rp 51 triliun daripada dia merestui korupsi karena dia sudah tahu ini korupsi," kata Hashim.
"Saya bersaksi, saya saksi. Dia selamatkan uang kalian, your money, itu uang kalian. Dia selamatkan, ya Rp 15-20 triliun dari tangan-tangan koruptor," kata Hashim.
Kemudian, Hashim menyebut Prabowo bisa saja mengambil satu atau dua persen uang itu yang telah mencapai nominal miliaran rupiah itu. Ia bersaksi bahwa sang kakak telah menyelamatkan uang rakyat Indonesia dari para tangan koruptor.
"Kalau Prabowo jahat, dia minta aja 1 persen dari rekanan, satu persen dari Rp 51 T berapa? Rp 510 M. Bisa paham kan? Kalau dia minta lima persen saja, Rp 2,5 T bukan?" ujarnya. (fnm/ito)
Load more