Di sisi lain, CfDS juga melakukan kajian terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Peneliti menemukan adanya tingkat sentimen negatif yang signifikan dalam percakapan online terhadap Jokowi.
Menurut Agung, dalam analisis terhadap post-post bersentimen negatif, kata 'Jokowi' muncul sebagai salah satu kata yang dominan muncul.
"Hasilnya, analisis lanjutan dari kata 'Jokowi' tersebut ditemukan 10 trigram teratas, yang didominasi oleh 'cawe-cawe Jokowi'; 'cawe-cawe capres'; 'capres didukung Jokowi'; dan 'Jokowi dukung Ganjar'," terangnya.
Dari hasil riset tersebut, Agung meyakini bahwa media sosial khususnya X, akan memainkan peran kunci dalam Pemilu 2024. Pusat kajian ini juga merekomendasikan peningkatan literasi digital, pemantauan aktif, serta komunikasi yang efektif bagi pemangku kepentingan politik.
"Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih dalam tentang dinamika politik di era digital, serta mendorong diskusi yang sehat dan konstruktif menjelang Pemilu 2024 di Indonesia," tutup Agung. (apo/buz).
Load more