Jawara-Jawara Melayu Turun Gunung Sikapi Konflik Rempang, Lembaga HAM: Hati-Hati Bibit Konflik Berkepanjangan!
- tim tvone
Massa mengecam dan menolak segala bentuk kekerasan terhadap anak anak di Pulau Rempang Batam. Anak anak harus dapat mendapatkan rasa aman nyaman ceria bermain dan belajar.
“Penuhi hak-hak anak pulau rempang agar mereka mendapatkan rasa aman dan nyaman, ceria bermain dan belajar,” imbuhnya.
Potensi Berlanjutnya Konflik di Rempang
Dalam laporan publikasi sembilan lembaga pemerhati HAM bertajuk "Keadilan Timpang di Pulau Rempang", temuan awal investigasi atas peristiwa kekerasan dan pelanggaran HAM 7 September di Pulau Rempang, disebutkan adanya potensi dan kekhawatiran konflik berlanjut.
"Begitu banyak pihak yang bersuara dan mengecam tindakan represif aparat terhadap warga di Rempang. Di luar itu, kami sebetulnya mengkhawatirkan gejala-gejala yang terjadi dan mengarah pada konflik lanjutan yang diprediksi akan berlangsung berlarut-larut," demikian dikutip dari laporan itu.
"Ciri-ciri tersebut misalnya terlihat dari sentimen kesukuan atau ras yang terbangun yakni melayu yang diposisikan sebagai korban," lanjutnya.
(Dok. Tetua adat melayu di Pulau Rempang beri gelar panglima pada 8 pemuda pascabentrokan di Pulau Rempang. Sumber: tim tvone)
Sembilan lembaga pemerhati HAM menangkap sinyal bahwa basis sentimen kesukuan ini situasinya cukup meluas di tengah-tengah masyarakat.
Dendam yang dipelihara pun secara nyata telah berimplikasi pada konflik dan pertumpahan darah sebagaimana telah terjadi di berbagai daerah, misalnya di Papua.
"Jika terus dibiarkan, bibit konflik berkepanjangan ini akan terus meluas dan membesar," demikian laporan itu.
Oleh karena itu, pemerintah diminta segera mengambil solusi untuk mencegah jatuhnya korban lanjutan. Situasi pun semakin rumit setelah hampir seluruh warga menolak untuk direlokasi dari kampung-kampung adatnya.
"Bahkan, secara radikal, masyarakat yang bermukim menyatakan lebih baik berkalang tanah dari pada harus dipindahkan. Pemindahan bagi mereka sama seperti merampas segalanya. Di Pulau Rempang tersebut lah mereka hidup, mempertahankan warisan leluhur dan mencari penghidupan yang dianggap layak." (ito)
Load more