Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah kasus penistaan agama yang dijalani oleh pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang, salah satu mantan anggota NII mengungkapkan modus Negara Islam Indonesia cari dana buat bangun peradaban di Ma'had Al-Zaytun.
Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini belakangan menuai beragam kritikan, mulai dari ajaran agama Islam yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW 9.
Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.
Kesaksian mantan orang dalam soal cara negara Islam Indonesia mendapatkan dana
Kolase foto Ken Setiawan dan Panji Gumilang.
Ken Setiawan selaku pendiri NII Center mengungkapkan soal cara-cara NII mendapatkan uang untuk membangun peradaban dalam ponpes pimpinan Panji Gumilang.
Ken Setiawan yang juga mantan anggota NII KW 9 Negara Islam Indonesia) menyampaikan bagaimana cara mendapatkan uang untuk membangun peradaban di Ma'had Al-Zaytun.
Dilansir dari kanal Youtube Herri Pras, yang juga sosok paling getol untuk membongkar praktik mencurigakan yang terjadi di Al-Zaytun.
Pada awalnya dirinya bertanya kepada Ken Setiawan soal sebuah yayasan bisa mengumpulkan uang sedemikian banyak, dengan beragam pembangunan di dalamnya.
"Boleh jadi yayasan ini adalah bentuk atau garapan dari mereka, NII, bentuk gerakan kemanusiaan, tapi visi misinya adalah untuk mengumpulkan dana membangun peradaban Negara Islam Indonesia," ujar Herri Pras.
"Mending kalau ada yatim piatunya. Anak-anak tetangga lingkungan disuruh pakai peci, baju koko difoto jebret, dan mereka keluar cari dana, iya," ujar Ken Setiawan.
Tak hanya itu, Ken Setiawan menerangkan bahwa teman-temannya sampai pergi ke Monas, Ragunan dan tempat wisata sebagainya dengan bekal kolekan, sebagai dalih untuk biaya operasi.
Ada juga yang sampai menjual harta benda hingga berjualan merchandise untuk mengumpulkan uang.
"Kadang-kadang pake di dramatisir fotonya. Ada yang seratus, dua ratus, kan dari pagi sampai malem. Seratus ribu kalo kali dua ratus kan banyak. Satu orang itu, di ATM itu dari pagi sampai malam, kita ambil 10juta kalo 50ribu itu gak sayang. Kalo kali 100 orang udah berapa," ujar Ken Setiawan mantan pendiri NII.
Kolase - Ken Setiawan saat diwawancara dalam podcast Herri Pras di kanal YouTube.
Hal itu belum termasuk sumbangan dari perusahaan, menurut Ken, bahkan ada yang sampai menyumbang 10-50juta satu orang.
Herri Pras juga menyampaikan bahwa Panji Gumilang sempat mengucapkan saat dikunjungi oleh Departemen Agama, bahwa apa yang mereka bangun tidak lain merupakan usaha dari dengkul kita sendiri.
"ini saya jadi tambah geram ini ya, ketika mendengar pernyataan ini, bukan dari dengkulnya Panji Gumilang ini. Jamaahnya yang disiksa, dicambuk buat jalan keluar cari duit," pungkas Herri Pras
Diperas sampai habis," ujar Ken menambahkan. Bahkan orang-orang ini bukan hanya mencari dana, tapi dana tersebut diberikan kepada Panji Gumilang dan Pondok Pesantren Al Zaytun.
"Selain melalui jaringan lembaga kemanusiaan, modus-modus jaringannya kemana saja?," tanya Herri Pras.
"Mereka juga investasi, beli property, beli tanah. Jadi hati-hati masyarakat, jika mendapat pesan WhatsApp isinya dari yayasan yatim piatu A,B,C,D, udah abaikan saja. Kalau mau membantu mendingan berikan kepada orang sekitar kita yang membutuhkan," pesan Ken Setiawan kepada masyarakat.
Jangan sampai bantuan yang diberikan berdasar prasangka positif, justru diberikan kepada tangan-tangan Negara Islam Indonesia (NII).
"Mereka masuk ke grup-grup whatsApp. Anggotanya sekarang 500 orang, satu-satu nanti mereka chat. Kami dari yayasan ini. Ya dari sekian banyak pasti ada yang nyantol. Karena mereka tahu orang Indonesia itu baik-baik," ujar Ken pada Herri.
Bahkan menurut Ken Setiawan, mereka juga memiliki dokumen lengkap dari foto-foto kegiatan, company profile, padahal sumbernya berasal dari foto anak-anak tetangga yang di foto oleh mereka sendiri yang dikumpulkan pakai peci.
"Ini yang akhirnya mencoreng nama organisasi yang betul-betul menyampaikan bantuan kepada masyarakat yang berharap, sadis," terang Ken Setiawan.
Satu yayasan cabangnya ada dimana-mana, bahkan ada satu yayasan yang memiliki hingga 100 cabang di seluruh Indonesia.
Panji Gumilang tersangka
Polisi butuh 40 saksi dan 17 ahli untuk tetapkan Panji Gumilang sebagai tersangka penistaan agama. (Source: Julio Trisaputra/tvOnenews)
Usai menjalani pemeriksaan selama 8 jam, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang resmi ditetapkan sebagai tersangka.
“Semua sepakat untuk menaikkan saudara PG (Panji Gumilang) menjadi tersangka,” ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (1/8/2023).
“Selanjutnya pada pukul 21.15 penyidik langsung memberikan surat perintah penangkapan,” sambungnya.
Dedengkot Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang terancam hukuman 10 tahun penjara.
Penetapan tersangka Panji Gumilang usai menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Panji Gumilang mendatangi Bareskrim Mabes Polri pada Selasa (1/8/2023). (udn/rpi/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more