Bukan ke Mekkah, Ini Cara Naik Haji ‘Nyeleneh’ Ajaran Panji Gumilang Pemimpin Ponpes Al Zaytun, Lempar Jumrah dan Tawaf Diganti…
- kolase tvOnenews
Terkait tawaf yang diajarkan juga berbeda, di Ponpes Al Zaytun bukan mengelilingi Ka’bah, tapi mengeliling pesantren.
“Di dalam itu sekitar 250 ribu jamaah hadir semua, masing-masing Korwil juga melakukan ritual ibadah Haji. Keliling tawaf misalnya, kita bukan keliling Ka’bah tapi keliling pesantren yang luasnya 1.200 hektar,” jelas Ken, mantan pengurus Ponpes Al Zaytun.
“Kita bertakbir Allahu Akbar bahwa inilah Islam ini besar, mewah, megah, lengkap fasilitasnya,” lanjutnya.
Ken menyampaikan bahwa di sana, tawaf justru mengagungkan Ponpes Al Zaytun dengan segala fasilitas mewahnya.
“Jadi tawaf itu mengakbarkan Al Zaytun dengan segala kelengkapan fasilitasnya. Saya rasa semua orang yang ke sana mengucap Subhanallah, besar sekali, luas sekali,” ujar Ken.
Selain itu, Panji Gumilang juga mengajarkan cara melempar jumrah yang nyeleneh kepada para santri Ponpes Al Zaytun.
“Ada juga istilah melempar jumrah kalau di Mekkah kan menggunakan kerikil. Di Al Zaytun kita sedang membangun gedung, kalau batu kerikil gak kelar-kelar,” kata Ken.
Lempar jumrah di Mekkah bukan menggunakan kerikil tapi bahan bangunan dalam bentuk uang.
“Jika di Mekkah umumnya melempar jumrah adalah melempar dengan kerikil. Di Ponpes Al Zaytun para jamaah diminta untuk melempar “semen” dalam bentuk uang,” tutur Ken Setiawan.
“Jadi setiap orang yang datang ke sana dari rombongan wilayah mana nanti di akhir session sambutan Syekh Panji Gumilang katanya, ini ada ritual melempar jumrah, misalnya dari Jakarta ada Rp1 miliar. Ini melempar jumrah tidak pakai kerikil tapi dulu minimal dengan tujuh sack semen, dalam bentuk duit,” tandasnya.
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini.
(rka)
Load more