Para narasumber berdiskusi dan menyampaikan pandangan-pandangan positif mereka terhadap Rapor Pendidikan Indonesia 2.0.
Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani, mengatakan bahwa pengetahuan dan pengalaman mengenai pentingnya identifikasi dalam mengatasi kendala pendidikan yang dihadapi oleh siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan merupakan langkah awal yang krusial dalam melakukan perbaikan.
“Oleh karena itu pentingnya data dan informasi yang akurat serta penggunaan teknologi canggih dalam proses identifikasi ini," ujarnya.
Terkait transformasi digital, Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Nasional, Ki Saur Panjaitan XIII menuturkan bahwa Rapor Pendidikan 2.0 dapat merujuk pada konsep atau upaya untuk memperbarui atau memodernisasi rapor pendidikan tradisional.
“Hal ini melibatkan penggunaan teknologi digital, metrik yang lebih komprehensif, atau pendekatan baru dalam menyajikan informasi yang lebih bermanfaat tentang prestasi dan kemajuan siswa," katanya.
Terdapat enam indikator penting dalam Rapor Pendidikan 2.0, yaitu kemampuan literasi, kemampuan numerasi, karakter, sistem keamanan, kebinekaan, dan kualitas pembelajaran akademik. Meskipun berbasis teknologi digital, Rapor Pendidikan 2.0 mudah digunakan dan dipahami. Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala SDN 39 Pontianak, Fatinam.
”Rapor Pendidikan 2.0 sangat membantu dengan fitur-fitur yang mudah dipahami. Penting bagi platform tersebut mudah digunakan oleh semua pihak yang terlibat, baik guru, siswa, maupun orang tua,” tutur Fatinam.
Load more