Kisah Jusuf Hamka Hampir Jadi Korban Petrus hingga 'Didzalimi' Gegara Jadi Tionghoa Muslim di Hadapan Denny Sumargo, Katanya...
- Kolase tvonenews
Ia mengenang kembali saat dirinya hampir menjadi incaran penembak misterius (Petrus).
“Waktu itu kan ada seperti sama nih kayak sekarang pemilihan presiden. Orang kepengen tahu siapa presidennya. Itu hari kan cuma satu presidennya, mendukung Presiden Soeharto sebagai presiden selanjutnya, gitu kan,” tutur Jusuf Hamka.
Saat itu, ia sempat menyampaikan celotehan nyeleneh yang menyebut Ibu Tien Soeharto cocok menduduki jabatan Wakil Presiden.
“Terus kita nyeleneh, waktu itu bilang ‘mendukung wakil presidennya Ibu Tien Soeharto, pasti dijamin bisa bekerja sama,” ungkap Babah Alun. “Waktu itu kan presiden dan wapres harus bisa bekerja sama.”
Jusuf Hamka (sumber: kolase tvOnenews)
Tak disangka setelahnya sebuah mikrolet bertengger di halaman rumahnya.
“Apa salah saya? Gak salah kan. Nah, pulang dari situ jam 5 saya inget itu rumah saya di Kartini 5, ‘kok ada mikrolet depan gue,’ begitu di garasi turun semua dari mikrolet,” ujar Jusuf Hamka.
Ya, Jusuf Hamka ditangkap Pelaksana Khusus (Laksus) tanpa alasan yang jelas. Kala itu, dia mengaku waspada akan muncul Penembak Misterius (Petrus).
“Ikut, aparat semua pegang pistol. Penangkapan alasannya gak tahu, waktu itu kan Pelaksana Khusus (Laksus). Gak kena Penembak Misterius (Petrus) aja udah bagus gue,” lanjutnya.
Menurutnya, Laksus sangat ditakuti, tak hanya oleh orang sipil tapi juga para preman.
“Yang tanda tangan seorang kolonel waktu itu, saya telpon jenderalnya. Dia bilang, ‘Waduh, Suf. Saya gak bisa bantu’,” pungkas Hamka. “Gila bahaya banget nih, Brigjen saja takut. Dulu Laksus preman-preman aja takut, bukan hilang tangan, Pak. Hilang nama.”
Jusuf Hamka kemudian dibawa ke Kramat 7 dan diperiksa selama 21 hari. Di sana, ia mengaku geram karena dites salat dan mengaji. Menurutnya, hal ini adalah sebuah penghinaan.
“Saya diperiksa 21 hari di situ. Saya sempat marah, dites Al-Fatihah, dites salat saya marah. Saya marah-marah, saya bilang ‘Bapak ya punya kuasa ngaku Islam, tapi menghina Islam di depan saya’. Masa saya Al-Fatihah gak bisa, salat saja saya bisa,” ungkap Jusuf Hamka.
Load more