Kisah Soeharto di Masa Tua Tentang Pop Mie hingga Atap Rumah Cendana yang Bocor, Yusril: Sosoknya Begitu Sederhana
- Kolase tim tvonenews.com
tvOnenews.com – Ahli Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra membagikan kisah Presiden RI ke-2 Soeharto di masa tuanya saat menempati rumah cendana yang dianggap tidak layak ditinggali.
Dilansir dari kanal Youtube PinterPolitikTV, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan Soeharto pernah bercerita langsung kepadanya bahwa di usia senjanya, Soeharto masih belum mendapatkan rumah dari negara.
Diketahui, Soeharto telah memimpin Indonesia selama 30 tahun yakni dari tahun 1968 hingga 1998. Yusril mengenal sosoknya sebagai seorang pribadi yang sederhana.
“Kalau ditanya kepada saya tentang Pak Harto, sepanjang yang saya kenal secara langsung orangnya itu sederhana. Bicaranya sederhana kalau di rumah hanya pakai kaos dan sarung. Rumahnya juga sangat sederhana,” kata Yusril.
Yusril juga mengenang Soeharto dengan kehidupan yang luar biasa.
“Secara keseluruhan, kehidupannya sangat luar biasa. Saya kadang-kadang disuruh beliau bekerja di rumahnya, ngetik macam-macam gitu sampai siang pakai sarung gitu nanya ‘Ril, kamu sudah makan’, ‘Belum Pak’,” ungkap Yusril.
Presiden ke-2 RI itu pun segera memanggil ajudannya untuk menyediakan dua bungkus Pop Mie.
“Panggil ajudannya: ‘sediakan Pop Mie dua’, Pop Mie disediakan. Kadang saya ada nakalnya juga ‘Bapak ini, dulu saya kerja dikasih Pop Mie, saya kerja di kantor Camat aja dikasih makan enak, saya sama Bapak masa makan Pop Mie?’,” lanjutnya.
Soeharto pun mengaku bahwa itu adalah makanan kesehariannya, “Saya memang makannya begini.”
Oleh karenanya, Yusril Ihza Mahendra menegaskan bawah kabar Soeharto menumpuk kekayaan tidaklah terbukti hingga hari ini.
“Jadi hidupnya tuh sangat sederhana ya walaupun dikatakan Pak Harto itu korupsi, menumpuk harta kekayaan dan disimpan di bank-bank Swiss, itu tidak pernah terbukti sampai hari ini,” ujar Yusril.
Tak hanya itu, Yusril Ihza Mahendra juga mengatakan bahwa Soeharto sempat mempertanyakan kenapa masih belum diberikan rumah oleh negara.
“Saya sendiri mengalami ketika hari-hari terakhir menjelang Pak Harto meninggal dunia, beberapa bulan sebelum dia meninggal itu. Saya sudah jadi Mensesneg, Pak Harto memanggil saya ke rumahnya dan beliau mempertanyakan kenapa beliau tidak dikasih rumah karena menurut peraturan yang berlaku kan, mantan Presiden dan Wakil Presiden itu disediakan rumah, mobil, supir dan pengawal,” kenangnya.
Load more