Jakarta, tvOnenews.com - Tak pernah terlupakan, rasa duka cita telah kehilangan saudara-saudara kita yang mengalami kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 pada 28 Desember 2014 lalu.
Sekitar 50 menit setelah tinggal landas sekitar pukul 05.35 WIB, pesawat AirAsia QZ8501 ini dikabarkan hilang kontak saat berada di airway M635.
Namun sangat disayangkan, tak ada penumpang yang dapat selamat dalam kecelakaan pesawat yang membawa 162 orang, yang terdiri dari dua pilot, empat awak kabin, dan 156 penumpang.
Dalam proses evakuasi korban membutuhkan waktu yang lama, proses evakuasi tersebut dibeberkan oleh dr Sumy Hastry Purwanti atau kerap disapa dr Hastry dalam wawancaranya bersama Denny Darko.
Pengalaman menarik diceritakan oleh dr Hastry saat bermimpi bertemu seorang korban dalam kecelakaan pesawat AirAsia tersebut. Seperti apa pengalamannya saat bermimpi tersebut, simak informasinya berikut ini.
Potret Ahli Forensik, Kombes Pol. Sumy Hastry Purwanti. (Ist)
Seorang Ahli Forensik, Kombes Pol. dr Sumy Hastry Purwanti atau akrab disapa dengan dr Hastry bercerita tentang pengalamannya saat ia didatangi oleh seorang korban dari kecelakaan dalam pesawat AirAsia QZ8501 yang terjadi pada 28 Desember 2014 lalu.
Pada kesempatan ini, Kombes Pol dr Sumy Hastry menceritakan pengalamannya tersebut dengan seorang Magician, Denny Darko melalui sebuah kanal Youtube Denny Darko.
Peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 ini telah menewaskan banyak korban, namun tidak semua dapat langsung dikenali. Sehingga membutuhkan sejumlah data antemortem dengan mengambil beberapa sampel dari barang-barang milik korban maupun rekaman CCTV.
“Tim antemortem mengambil DNA dari barang yang ditinggalkan di rumah, dari sisir, baju kotornya, jejak sepatu, ada juga satu keluarga ikut semua (menjadi korban), tim mencari antemortem di bandara lewat CCTV,” ungkap dr Sumy Hastry Purwanti dalam wawancaranya bersama Magician, Denny Darko.
Dalam penugasannya untuk mengevakuasi korban kecelakaan pesawat tersebut, sang Komandan sempat memberitahunya bahwa terdapat tim Disaster Victim Identification (DVI) yang berasal dari Abu Dhabi, Singapore, dan Malaysia untuk melihat proses evakuasi yang dilakukan oleh tim DVI Indonesia.
“Ditelepon Komandan saya, ada tim DVI dari Abu Dhabi, Singapore, dan Malaysia mau dateng. Mereka pengen tahu aja ingin dapat pengalaman dengan DVI Indonesia, karena kita sudah terkenal. Mereka ingin bergabung aja, kalau terjadi di negaranya mereka harus apa,” ujarnya.
Tim DVI yang berasal dari sejumlah negara tersebut tentu diperbolehkan untuk melihat pengalaman DVI Indonesia dalam mengevakuasi korban dan mencocokkan dengan panduan yang telah dimilikinya.
“Boleh (saksikan proses), karena pengen tahu, bener nggak kerja DVI Indonesia ini sesuai Guideline yang mereka buat, karena hasil identifikasi itu sudah tidak bisa disanggah lagi,” jelasnya.
Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti dan Magician, Denny Darko. (Ist)
Sejak kedatangan tim DVI tersebut, dr Hastry diminta untuk kembali ke Surabaya. Ia berencana untuk terbang dengan pesawat Hercules, sebab tidak ada pesawat komersial dengan rute Pangkalan Bun-Surabaya.
Namun, suatu hal terjadi ketika malam sehari sebelum keberangkatan. Dokter Hastry bermimpi bertemu dengan seorang korban dari kecelakaan pesawat AirAsia tersebut.
“Karena kedatangan tim itulah dr Hastry diminta untuk pulang ke Surabaya. Karena sebagian besar teman-teman saya, saya kenal. Saya disuruh pulang ke Surabaya, dijadwalkan besoknya naik hercules. Karena nggak ada pesawat langsung dari Pangkalan Bun ke Surabaya,” kata dr Hastry.
“Pas malamnya saya dimimpiin, saya enggak tahu tuh kalau ada seorang antemortem yang katanya beliau orang pintar, mau mengobati secara spiritual di Singapura,” sambungnya.
Mendengar cerita tersebut, Denny Darko menanyakan kepada ahli forensik tersebut mengenai korban yang dimaksud.
“Jadi dia (korban) emang sering bolak balik Surabaya-Singapura?” tanya Denny Darko.
“Iya, dia datang dalam mimpi saya, kalau besok ditemukan,” jawab Kombes Pol dr Hastry.
Dalam mimpinya, sang korban yang diduga orang pintar itu mengatakan bahwa besok dr Hastry akan menemukan jenazahnya pada akhir waktu pencarian oleh tim SAR di hari itu. Sehingga korban tersebut melarangnya untuk kembali ke Surabaya untuk bertemu dengan jenazahnya.
“Dia itu datang ke mimpi ibu dan mengantarkan kalau jenazahnya akan ditemukan?” kata Denny.
“Iya, saya akan ditemukan besok, ibu jangan pulang dulu,” dr Hastry menirukan perkataan korban di dalam mimpinya.
Kemudian, Denny Darko menanyakan tentang identitasnya, khususnya bagian wajah apakah masih dapat dikenali Hastry atau tidak.
“Wajahnya betul seperti yang ibu lihat?” Denny menanyakan kembali.
“Ya, setelah saya lihat antemortemnya, seutuhnya, lihat di medsos ternyata benar dia,” jawab wanita berpangkat Kombes Pol tersebut.
Denny Darko masih penasaran soal perasaan dr Hastry setelah memimpikan seorang antemortem tersebut.
“Kalau lihat seperti itu apa enggak merinding?” tanya Denny.
Ternyata, tak terduga dr Hastry malah sangat tertarik dan bersemangat hingga membatalkan perjalanannya menuju Surabaya.
“Enggak (merinding), saya exciting aja, dan saya akhirnya meng-cancel keberangkatan saya ke Surabaya. Nunggu sampai sore kan biasanya Basarnas nutup waktu pencarian sore. Saya tunggu, ternyata betul yang terakhir kali dia,” tuturnya.
dr Hastry mengatakan kondisi korban masih dalam keadaan bagus. Sebab ia dapat mengenali wajahnya, bahkan hanya dari mimpinya.
“Kondisi bagus, maksudnya dari wajahnya masih agak kelihatan itu dia. Tapi saya masih bisa mengenali itu dia yang datang dalam mimpi saya,” tutupnya.
Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti ditugaskan untuk membantu dalam evakuasi korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 berjenis Airbus yang terjadi pada 28 Desember 2014 lalu.
Namun tak terduga, ketika ia akan meninggalkan wilayah Pangkalan Bun, dr Hastry justru bermimpi didatangi oleh sosok korban yang membuatnya memilih untuk membatalkan perjalanan. (kmr)
Load more