Diketahui, erupsi Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 terjadi pada malam hari ketika masyarakat sedang beristirahat dan terlelap tidur.
“Iya (jasad korban kaku), ada yang duduk, ada yang meringkuk gitu. Dan Mbah Maridjan waktu itu sih posisi memang sedang istirahat,” kata dr Sumy Hastry.
Lalu, dr Hastry mengatakan bahwa Mbah Maridjan ditemukan bukan dalam keadaan bersujud melainkan di posisi tidur.
“Karena posisi tidur, jadi kesannya seperti bersujud. Tapi sebetulnya dia kayak menahan atau menekuk karena ketegangan otot tubuhnya. Jadi kesannya kayak sujud padahal ya tidak posisi tidur aja,” lanjutnya
Sang Ahli Forensik dr Hastry juga mengatakan bahwa jasad Mbah Maridjan baru bisa dievakuasi 3 atau 4 hari setelah erupsi Gunung Merapi.
“Kayaknya hari ketiga atau keempat baru ditemukan di rumahnya,” kata dr Sumy Hastry.
Dia mengatakan bahwa tim dokter forensik berkerja dengan sangat cepat agar para korban erupsi Gunung Merapi dapat segera dimakamkan. Selain itu, abu panas yang tersisa tidak memberikan dampak kepada para dokter yang bertugas.
Load more