Beberapa kondisi dapat terjadi di lapas, namun dr Hastry hanya melaksanakan tugas dan keadaan napi baik-baik saja. Kebijakan selanjutnya diserahkan pada penjaga dan Brimob.
“Yang penting kan saya melaksanakan tugas dan tahu kalau keadaan mereka baik-baik saja secara fisik,” kata dr Hastry.
Namun secara psikis, dirinya menilai para terpidana yang akan dieksekusi mungkin merasa tidak siap atau tidak terima.
“Secara Psikisnya ya mungkin kita tahu ada yang tidak siap atau tidak terima. Kalau seperti itu banyaknya saya jarang komunikasi dengan mereka, saya hanya menyapa saja,” ujarnya.
Kemudian, dr Hastry juga menjawab pertanyaan Denny Darko yang menanyakan hal unik yang dilakukan oleh narapidana saat menjelang ajalnya.
“Yang paling unik yang benar-benar menerima dan dia dzikir terus,” tutur dr Hastry.
Namun selain yang telah terima dan ikhlas dengan keadaannya, dr Hastry juga mengatakan beberapa orang tidak dapat kooperatif.
“Ada juga yang lainnya, beberapa kali itu yang karena kasus narkoba, itu orang-orang WNA yang tidak kooperatif. Dia ngomongnya bahasa sana, dan tidak banyak berdoa. Bahkan nggak berdoa malah, marah-marah mulu,” bilangnya..
Bila telah terjadi demikian, maka Brimob yang akan menanganinya, sementara tim dokter tidak bisa mendekati napinya.
“Nah kalau seperti itu Brimob yang menangani, kita tidak bersentuhan atau berdekatan (dengan napi),” tutup dr Hastry.
Load more