Menjelang Ajal Para Napi, Ahli Forensik dr Sumy Hastry Beberkan Uniknya Terpidana Sebelum Eksekusi: Freddy Budiman Dzikir Terus
- Kolase tim tvOnenews.com
Persiapan Eksekusi Freddy Budiman
Potret Freddy Budiman. (Kolase tvOnenews)
Sebelumnya, Ahli Forensik, Dr Sumy Hastry Purwanti atau yang dikenal dengan dr Hastry menceritakan pengalamannya saat menjadi tim dokter saat Freddy Budiman akan dieksekusi.
dr Hastry menjelaskan saat diwawancarai Denny Darko dalam sebuah video yang diunggah pada kanal Youtube Denny Darko menceritakan pengalaman kerjanya menjadi tim dokter pada momen eksekusi terpidana mati, salah satunya Freddy Budiman.
“Sampai terakhir 2016, yang kita ketahui mungkin Freddy Budiman ya, kita latihan juga,” ungkap dr Sumy Hastry Purwanti.
Ahli Forensik tersebut mengatakan bila akan dilakukan eksekusi seseorang, butuh persiapan serta latihan yang matang.
“Latihannya dengan Tim Brimob juga, jadi bagaimana mereka mau dieksekusi, persiapannya, pakaikan baju, diikat lalu ditaruh di tiang,” ujarnya.
“Kita laporan, saya sebagai tim dokternya, tempel titik tembaknya biar jelas. Karena kan dilakukan dimalam hari,” sambungnya.
Sehari sebelum dieksekusi mati, dr Hastry melakukan pengecekan kondisi dan kesehatan Freddy Budiman.
Setelah dilakukan pengecekan kondisi, setiap narapidana yang akan dieksekusi mati diberikan baju berwarna putih dan diberikan titik hitam sebagai sasaran menembak. Hal ini agar para terdakwa pidana mati tidak merasakan sakit yang lama.
“Napi dikasih baju putih dan titiknya tempelnya hitam. Memang dipersiapkan seperti itu. Dan ditutup kepalanya,” jelasnya.
“(titik tembak) posisi jantung. Kita mencari tepat di jantung agar tidak menderita lama. Jadi memang perlu dilatih, tim Brimob juga perlu latihan ” sambungnya.
Selain itu, untuk menenangkan kondisinya, bagi umat Islam akan didampingi Ustaz, sementara untuk napi yang beragama Nasrani akan didampingi oleh pendeta.
“Ada pendekatan supaya mereka siap,” tutur dr Hastry.
Setelah melakukan eksekusi, selanjutnya dilakukan pengecekan kondisi kesehatan. Hal ini guna memastikan narapidana dalam kondisi baik setelah dieksekusi kemudian akan diserahkan kepada pihak keluarga.
“Kita menyiapkan tempat misalnya meninggal setelah dieksekusi sudah disiapkan tempat, meja, kafan. Ada yang minta dikafani atau pet, pakaian semua disuapkan. Saat latihan tidak melibatkan narapidana,” jelasnya.
Kemudian, Denny Darko juga menanyakan pada dr Hastry mengenai perilaku narapidana sebelum dieksekusi.
Load more