Serangan Tengah Malam AS ke Iran: Kronologi Lengkap Operasi Midnight Hammer yang Mengguncang Dunia
- ANTARA
Jakarta, tvOnenews.com – Minggu dini hari waktu Iran menjadi titik balik bersejarah dalam krisis Timur Tengah, saat Amerika Serikat melancarkan serangan militer besar-besaran ke fasilitas nuklir Iran dalam sebuah misi bernama Operasi Midnight Hammer.
Serangan ini, yang dirancang selama bertahun-tahun, memanfaatkan taktik pengelabuan, operasi senyap, dan kekuatan udara strategis, menghantam tiga situs nuklir utama Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Berikut ini adalah urutan kronologi awal pengeboman situs nuklir Iran yang dilakukan oleh Amerika Serikat dalam Operasi Midnight Hammer yang mengguncang dunia, melansir dari AP.
Tahap I: Pengelabuan dan Persiapan
Jauh sebelum pesawat mengudara, pengelabuan telah dimulai.
Pada Kamis, 19 Juni, Presiden Donald Trump secara publik mengumumkan bahwa ia akan “menunggu dua minggu sebelum memutuskan” apakah akan menyerang Iran kala ditanya oleh Israel apakah akan ikut berperang. Ini merupakan bagian dari strategi misinformasi.
Keesokan harinya, Sabtu pagi waktu AS, satu grup B-2 Spirit stealth bomber lepas landas dari Missouri dan terbang ke arah barat menuju pangkalan AS di Pasifik sebagai umpan, menarik perhatian media dan pengamat penerbangan.
Pada saat yang sama, tujuh B-2 bomber lainnya, yang masing-masing membawa dua bom penghancur bunker GBU-57, terbang ke arah timur secara diam-diam, tanpa komunikasi aktif. Hanya sejumlah kecil perwira di Washington dan Florida (markas CENTCOM) yang tahu rencana ini.
Tahap II: Penerbangan Rahasia dan Serangan Rudal
Setelah menempuh 18 jam penerbangan rahasia dengan bantuan pesawat pengisi bahan bakar di udara, pesawat pembom AS tiba di Mediterania Timur, Minggu dini hari waktu Teheran.
Sekitar satu jam sebelum pembom mencapai wilayah Iran, sebuah kapal selam AS di kawasan Teluk meluncurkan lebih dari 24 rudal jelajah Tomahawk ke berbagai target, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Isfahan.
Tahap III: Serangan Bunker Buster di Fordo dan Natanz
Tepat pada pukul 02.10 waktu Teheran (18.40 waktu Washington), B-2 bomber pertama menjatuhkan dua bom GBU-57 — senjata 30.000 pon yang dirancang untuk menembus kedalaman tanah sebelum meledak.
Target utama: fasilitas pengayaan uranium di Fordo, yang terkubur dalam gunung di selatan Teheran. Lokasi ini telah lama dianggap nyaris tidak bisa ditembus serangan udara konvensional.
Tak hanya Fordo, bom serupa juga menghantam Natanz, pusat vital pengayaan uranium Iran lainnya.
Penjatuhan bom berlangsung selama 30 menit, dengan rudal Tomahawk menjadi senjata terakhir yang menghantam target sebelum serangan dihentikan.
Tahap IV: Setelah Serangan – Reaksi Dunia
AS menyatakan bahwa serangan tersebut “melumpuhkan program nuklir Iran,” meskipun penilaian kerusakan masih berlangsung.
Iran membantah terjadi kerusakan serius dan berjanji akan membalas. Namun, baik pihak Iran maupun IAEA (pengawas nuklir PBB) mengonfirmasi bahwa tidak ada kebocoran radioaktif dari lokasi yang diserang.
Dalam konferensi pers Minggu malam waktu Washington, Jenderal Dan Caine, Ketua Gabungan Kepala Staf, menyatakan:
“Ini adalah serangan operasional B-2 terbesar dalam sejarah AS dan menjadi misi B-2 terpanjang kedua sejak 9/11.”
Angka-angka Serangan
Operasi ini mengerahkan:
-
7 B-2 Spirit stealth bomber
-
14 bom GBU-57 (bunker buster)
-
>24 Tomahawk cruise missile dari kapal selam
-
Total: 75 senjata presisi tinggi
-
125 pesawat dikerahkan, termasuk pesawat tempur pengawal dan tanker udara
Satu fakta menarik, menurut sumber Pentagon, salah satu pilot B-2 bomber adalah perempuan — hal yang menambah catatan sejarah dalam operasi ini.
Krisis Baru di Timur Tengah
Serangan ini merupakan eskalasi dramatis dari konflik militer Israel-Iran yang telah berlangsung selama lebih dari seminggu. Dengan Amerika Serikat secara terbuka masuk ke medan konflik, risiko meluasnya perang regional meningkat tajam.
Fordo dan Natanz bukan sekadar fasilitas teknik—mereka adalah simbol ambisi nuklir Iran. Dan serangan ini bukan hanya soal senjata, tetapi tentang strategi militer, geopolitik, dan masa depan keamanan global. (nsp)
Load more