“Makanan yang disajikan pun bervariasi, mulai dari samboosa (samosa), harees (bubur gandum), hingga kunafa dan luqaimat (kue bola-bola manis khas Timur Tengah).” Jelas Lena.
Ghabgah sering kali berlangsung hingga larut malam, dengan percakapan ringan yang mempererat hubungan sosial.
Acara ini juga menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mengundang tamu dari berbagai latar belakang, termasuk diplomat dan ekspatriat, guna memperkenalkan budaya Kuwait secara lebih dekat.
Tradisi Diwaniya
Diwaniya bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi juga ruang di mana berbagai diskusi penting berlangsung—mulai dari urusan politik, ekonomi, hingga nilai-nilai kehidupan.
Selama Ramadhan, Diwaniya menjadi semakin ramai karena masyarakat berkumpul setelah shalat Tarawih untuk berbincang dan berbagi cerita.
“Dari semua tradisi Ramadan di Kuwait, momen yang paling membekas bagi saya adalah ketika mengunjungi Diwaniya.” Ungkap Duta Besar Lena Maryana.
Load more