tvOnenews.com - Arsitek Operasi Badai Al Aqsa yang juga Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh Al Arouri, sebelum Operasi Badai Al Quds 7 Oktober 2023, menguraikan peta besar poros Perlawanan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Mayadeen (25 Agustus 2023), bahwa penjajah Israel telah membuat banyak pembunuhan dan menargetkan banyak individu seperti pemimpin Mohammed Al Dayf, yang mereka coba bunuh beberapa kali namun selalu gagal dan akhirnya membunuh keluarganya.
“Ancaman Israel terhadap diri saya tidak mengubah keyakinan dan pendirian saya, juga tidak akan mengubah jalan saya sedikit pun,” tutur Saleh al Arouri dalam wawancara ekslusif dengan Al Mayadeen sebelum Operasi Badai Al Aqsa dijalankan pada 7 Oktober 2023.
“Kami adalah orang-orang yang beriman, dan kami berharap untuk mengakhiri hidup kami dengan kemartiran, yang kami junjung tinggi, dan itulah kemenangan besar di mata kami.”
Wakil kepala biro politik Hamas menjelaskan bahwa hari demi hari keseimbangan kekuatan berpihak pada poros Perlawanan dan sekutunya, dan mencatat bahwa elemen terpenting dari persamaan baru ini adalah penyebaran Perlawanan di Tepi Barat.
“Tentara pendudukan (Zionis Israel) telah memobilisasi lebih dari 30 brigade di Tepi Barat bagian utara untuk menetralisir Perlawanan, namun (poros perlawanan) terus tumbuh lebih kuat dan tabah.”
“Proliferasi Perlawanan di seluruh Tepi Barat adalah mimpi buruk bagi Zionis Israel, menimbulkan kepanikan dan ketakutan (di kalangan pendudukan).”
Al-Arouri lebih lanjut menggarisbawahi bahwa “Perlawanan telah menggagalkan kebijakan pemerintah fasis (Israel), seperti perluasan pemukiman di Tepi Barat.”
Setiap pejabat Israel yang mengadopsi kebijakan ekstremis pada akhirnya akan menghadapi kekalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti yang terjadi pada Yitzhak Rabin dan Ariel Sharon, tambahnya.
Al-Arouri menunjukkan bahwa pemerintahan Smotrich dan Ben-Gvir bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari Tepi Barat, meningkatkan pemukiman, dan mendapatkan kendali atas Masjid Al-Aqsa.
“Pemerintah ekstremis ini akan mengalami kekalahan telak, yang akan menyebabkan penarikan diri mereka dari seluruh Tepi Barat,” tambahnya.
Pejabat senior Perlawanan juga mencatat bahwa elit penguasa di wilayah pendudukan, yang didorong oleh rasisme dan fasisme, akan menimbulkan perpecahan internal dan merusak hubungan luar negeri entitas tersebut. Sumber-sumber ketidakstabilan ini pada akhirnya akan membawa kehancuran pada rezim pendudukan.
Load more