Jakarta - Warga Jakarta Timur, Kinanti, melaporkan keluhan di posko pengaduan masyarakat DKI Jakarta terkait anaknya yang menjadi korban bully di SDN 01 Kalisari, Jakarta Timur, Selasa (25/10/2022).
Berdasarkan penuturan Kinanti, pihak sekolah SDN 01 Kalisari tidak mengakui adanya aksi perundungan.
Bahkan, akibat dari perundungan tersebut, anak Kinanti harus menjalani terapi psikologi lantaran takut pergi ke sekolah.
“Yang jelas dari pihak sekolah mau mengakui (adanya perundungan) ya bahwa memang anak kami adalah korban bully. Karena kan memang selama ini dari pihak sekolah mengarang cerita. Jadi seolah-olah korban adalah yang salah,” kata Kinanti saat ditemui di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (25/10/2022).
“Anak saya tuh korban pem-bully-an. Sampai saat ini anak saya itu masih menjalani terapi psikologi dan masih belum berani untuk ke sekolahnya. Sementara dari sekolah tidak ada kebijakan apa-apa,” lanjutnya.
Diketahui, anak dari Kinanti ini telah mengalami pem-bully-an sejak satu bulan yang lalu.
Dia dirundung secara verbal dan fisik. Bahkan, bagian kepala dari sang anak dipukul oleh temannya.
Pihak keluarga pun telah melakukan visum di kepolisian. Namun, hingga saat ini Kinanti selaku orang tua belum mendapatkan hasil visum, tetapi pihak sekolah telah menerima hasil visum terlebih dahulu.
“Dibully secara verbal dan fisik. Anak saya dipukuli di bagian kepala belakang. Kami sudah visum dan hasil visumnya kebetulan sampai saat ini kita tidak dikasih tahu oleh Polres Jakarta Timur. Tapi pihak sekolah sudah mengutarakan duluan. Jadi pihak sekolah lebih tahu duluan dibanding saya sebagai orang tuanya,” tutur Kinanti dengan mata berkaca-kaca.
Kinanti dan pihaknya mengaku telah melaporkan ke beberapa pihak yang terkait namun hingga saat ini belum mendapatkan hasil.
Sehingga, dia memutuskan datang ke posko pengaduan dengan harapan kasus ini bisa segera diselesaikan.
“Saya sudah melapor ke sekolah, ke dinas pendidikan, tapi belum ada tindakan apa-apa yang membuat kami sebagai korban itu merasa anak saya merasa yakin lagi untuk sekolah,” ujarnya.
Anak Kinanti yang masih kelas 5 SD ini masih harus menjalani terapi psikologi dengan rutin agar semangat dan keyakinannya pergi ke sekolah kembali normal.
Kendati dia bercerita, usai melaporkan keluhan tersebut kepada jajaran pegawai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kabarnya kasus ini akan segera ditindaklanjuti langsung. (agr/nsi)
Load more