Ini Kesalahan Terbesar Dirut PT LIB Ahmad Hadian Lukita hingga Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan
- Dok. LIB
Pertandingan tersebut akhirnya tetap digelar pada pukul 20.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB.
Namun, usai pertandingan yang dimenangkan oleh Persebaya, sejumlah suporter tuan rumah masuk ke area lapangan yang kemudian memicu terjadinya kerusuhan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dan sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya.
Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan tembakan gas air mata.
Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 10, 11, 12, 13, dan 14 mengalami kendala karena pintu yang terbuka lebarnya sekitar 1,5 meter, sementara para penjaga pintu juga tidak berada di tempat.
Akibat kondisi tersebut, terjadi desak-desakan suporter yang mengakibatkan sumbatan di pintu keluar itu hampir 20 menit.
Akibat berdesakan ditambah adanya gas air mata, banyak korban yang mengalami asfiksia, patah tulang, trauma di kepala dan leher karena terinjak-injak saat terjatuh.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang menderita luka berat.
Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menetapkan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ahmad Hadian Lukita menjadi tersangka tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 131 orang.
“Terkait proses penyidikan, kami periksa 48 saksi. Tadi pagi dilaksanakan gelar perkara, berdasarkan itu maka ditetapkan saat ini 6 tersangka. Salah satunya Dirut LIB saudara AHL,” ujar Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Kamis (6/10/2022).
Sebelum dipilih menjadi Dirut LIB, pria kelahiran Bandung, Jawa Barat 1965 tersebut telah bekerja di berbagai bidang olahraga.
Bahkan dia pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia Formula One Society. Meski pernah berkecimpung di dunia balap, mantan kepala komunitas pecinta F1 tersebut tidak terlihat memiliki ketertarikan khusus terhadap otomotif.
Hal itu terlihat dari media sosial pribadinya, salah satunya Intagram. Alumni Master of Business Administration ITB tersebut tidak pernah menampilkan koleksi kendaraan pribadinya di jagat maya.
Saat berselancar di media sosial pribadinya hanya terlihat saat dia duduk di dalam mobil. Jika diperhatikan dari desain interior, seperti jok model captain seat, dan bagian atap dilengkapi sunroof lengkap dengan ambient light mobil yang ditumpanginya tersebut adalah Toyota Alphard, diduga lansiran 2018.
Load more