Mengelola Informasi di Tengah Bencana: Tips Komunikasi Publik agar Tak Picu Kepanikan dan Menekan Hoaks dan Spekulasi
- Istockphoto
4. Tutup Celah Informasi untuk Menekan Spekulasi
Media sosial kerap menjadi sumber informasi alternatif saat krisis. Jika pemerintah tidak hadir dengan informasi resmi yang cukup, celah tersebut akan diisi oleh rumor.
Pendekatan komunikasi kali ini sebagai pergeseran dari pola reaktif menuju penyajian data terukur. Model ini dinilai dapat mengurangi ruang spekulasi yang berkembang di media sosial.
5. Jaga Transparansi, Termasuk pada Keterbatasan
Transparansi tidak hanya soal menyampaikan capaian, tetapi juga menjelaskan tantangan yang dihadapi di lapangan. OECD menekankan bahwa pengakuan atas keterbatasan justru meningkatkan kredibilitas komunikasi krisis.
Pendekatan ini tercermin dalam penyampaian informasi yang menjelaskan kondisi pemulihan layanan kesehatan yang masih berlangsung, bukan sekadar hasil akhir.
6. Konsistensi Pesan antara Pusat dan Lapangan
Komunikasi yang efektif menuntut keselarasan antara informasi yang disampaikan di tingkat pusat dan realitas di lapangan. Ketidaksesuaian informasi dapat memicu distrust publik.
Efektivitas komunikasi akan sangat bergantung pada implementasi kebijakan dan respons terhadap masukan dari berbagai pihak.
7. Jadikan Komunikasi sebagai Bagian dari Manajemen Bencana
Komunikasi krisis seharusnya tidak bersifat ad hoc. Pendekatan yang diterapkan pemerintah dalam penanganan bencana dapat menjadi rujukan ke depan. “Ini blueprint komunikasi krisis yang bisa dipakai lagi untuk situasi apa pun ke depannya, dengan transparansi sebagai elemen kunci mengelola distrust publik,” katanya.
Keberhasilan model ini akan diuji oleh konsistensi dan kemampuan pemerintah menutup celah informasi yang tersisa di lapangan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, komunikasi bencana tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai instrumen penting untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan respons krisis berjalan lebih terarah.
Komunikasi dalam situasi bencana bukan sekadar menyampaikan kabar, tetapi membangun pemahaman bersama di tengah ketidakpastian.
Informasi yang jelas, berbasis data, konsisten, dan disampaikan secara berkala dapat membantu publik mengambil keputusan yang lebih tepat serta mengurangi kepanikan.
Pengalaman penanganan bencana menunjukkan bahwa komunikasi yang dikelola dengan baik berpotensi menjadi bagian penting dari manajemen krisis secara menyeluruh. Tantangan ke depan terletak pada konsistensi penerapan prinsip-prinsip tersebut, agar kepercayaan publik tetap terjaga di setiap situasi darurat. (udn)
Load more