Gelar Gen Z Fest 2025, Kepala BKKBN Tegaskan Pemerintah Perangi Perundungan
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Isu perundungan atau bullying di kalangan Generasi Z kini tengah menjadi sorotan tajam.
Selain tekanan sosial yang kian dinamis, tantangan kesehatan mental di tengah gempuran era digital menjadi pemicu utamanya.
Data terbaru dari Journal of Affective Disorders tahun 2025 mengungkapkan fakta memprihatinkan, di mana satu dari empat anak di dunia mengalami perundungan, baik secara fisik, verbal, maupun siber.
Dampaknya pun tidak main-main, mulai dari gangguan kecemasan dan depresi hingga munculnya ide untuk mengakhiri hidup.
Merespons urgensi tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menginisiasi sebuah perhelatan bertajuk "Gen Z Fest: The Next Wave of Digital Natives".
Acara yang berlangsung secara luring di Kantor Kemendukbangga, Jakarta, pada Kamis (18/12) ini bertujuan membangun kesadaran bersama serta memperkuat ketahanan keluarga dalam menghadapi perilaku perundungan.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan komitmen pemerintah dalam menangani masalah ini.
“Tugas negara, tugas pemerintah adalah memastikan bahwa hal-hal yang berkenaan dengan bullying apapun alasannya, apapun sebabnya, mesti kita lawan,” tegas Wihaji dalam pidatonya.
Sebagai generasi yang lahir dan tumbuh berdampingan dengan teknologi, Gen Z dikenal memiliki karakter yang kreatif dan cepat beradaptasi.
Namun, kemudahan akses informasi tersebut ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi membuka peluang, di sisi lain membawa risiko besar seperti tekanan sosial di jagat maya yang berdampak pada kesehatan psikis.
Oleh karena itu, pendekatan komunikasi yang lebih relevan dan santai dinilai sangat diperlukan untuk menjangkau kelompok usia ini.
Gen Z Fest hadir sebagai wadah dialog nasional yang mengombinasikan unsur edukasi dan hiburan.
Selain diisi dengan diskusi interaktif bersama Menteri Wihaji, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan musik serta kehadiran sejumlah influencer dan kreator konten.
Mereka dilibatkan untuk mengampanyekan pentingnya kesehatan mental, aksi anti-perundungan, serta peran krusial keluarga sebagai pelindung utama.
Melalui pendekatan yang lebih kekinian, pemerintah berharap dapat menjalin kedekatan emosional dengan anak muda agar mereka mampu menjadi agen perubahan di masyarakat.
Semangat ini turut diamini oleh influencer Fajar "Sadboy" yang hadir dalam acara tersebut. Kepada awak media, ia menitipkan pesan inspiratif bagi rekan generasinya.
“Anak muda yang hebat itu bukan anak muda yang banyak gaya, tapi anak muda yang banyak karya,” ujarnya. (dpi)
Load more