Gereja Puhsarang, Perpaduan Wisata Religi dan Cagar Budaya di Lereng Gunung Wilis
- Istimewa
Ketenangan Puhsarang juga menarik minat pengunjung dari berbagai latar belakang kepercayaan. Kawasan religius ini dikenal sebagai ruang iman yang terbuka, tempat siapa pun dapat merasakan kedamaian batin dan keheningan. Ketua Stasi Puhsarang, Suwito, menyebut sejak awal kawasan ini memang inklusif.
“Wisata religi dalam artian mereka yang mau hadir. Bagi mereka yang Katolik bisa berdoa kepada Bunda Maria. Tapi tidak menutup kemungkinan dan juga banyak pengunjung dari non-Katolik juga hadir, dan mereka juga menikmati keindahan dari Puhsarang ini,” ujarnya.
Nilai budaya Puhsarang turut mendapat perhatian para ahli. Ketua Perkumpulan Ahli Epigrafi Indonesia, Ninie Susanti Tedjowasono, menilai gereja yang usianya mendekati satu abad ini menyimpan nilai toleransi yang tinggi.
“Gereja ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga merupakan contoh arsitektur yang menggabungkan budaya lokal dan Eropa,” kata Ninie.
Dukungan pemerintah daerah juga menguatkan posisi Puhsarang sebagai destinasi wisata religi dan budaya. Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, menegaskan komitmen pengembangan kawasan.
“Ke depan kami juga akan mendorong pariwisata di Kabupaten Kediri dan menguatkan tagline Kediri Berbudaya,” kata dia.
Akses menuju Puhsarang kini semakin mudah dengan beroperasinya Dhoho International Airport. Bandara ini menjadi pintu gerbang baru menuju Kediri dengan waktu tempuh sekitar 30–40 menit menuju kawasan Puhsarang melalui jalur darat yang terhubung dengan baik.
Kehadiran bandara tersebut mempermudah peziarah dari berbagai wilayah sekaligus membuka peluang lebih luas bagi pengembangan wisata religi lintas iman di Kabupaten Kediri.
Load more