Dari Kandang ke Meja Makan: Bagaimana Peternakan Menjadi Penentu Masa Depan Gizi dan Ketahanan Pangan Nasional
- Istockphoto
Prospek sektor peternakan nasional sangat menjanjikan. Ia mengungkapkan bahwa pasar pakan ternak Indonesia diproyeksikan menembus nilai USD 12,5 miliar pada 2033, tumbuh stabil sekitar 4,15% setiap tahun sepanjang periode 2025–2033.
Secara lebih luas, sektor peternakan nasional diperkirakan berkembang dengan laju 5,74% per tahun hingga 2027. Pertumbuhan ini menunjukkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan nutrisi berkualitas sekaligus potensi besar bagi peternak lokal untuk naik kelas.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan hari ini, tetapi memastikan generasi mendatang tumbuh dengan gizi yang lebih baik. Indonesia memiliki semua potensi untuk mandiri, tugas kita adalah mengolahnya dengan ilmu, inovasi, dan keberpihakan kepada peternak,” ujar Yosep.
Kombinasi kebijakan yang tepat dan pendampingan lapangan akan mempercepat mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
Komitmen ini bersinergi dengan program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sejak 2025 telah menyalurkan lebih dari 1,4 miliar porsi makanan bergizi untuk lebih dari 36,2 juta penerima manfaat, mulai dari anak sekolah hingga ibu hamil.
Dengan anggaran mencapai USD 4,4 miliar, program ini tidak hanya meningkatkan konsumsi protein nasional, tetapi juga menuntut peningkatan produksi domestik untuk menjaga suplai susu, daging, dan produk hewani lainnya.
Lewat berbagai inisiatif, ia telah mendampingi peternak untuk meningkatkan produksi, termasuk binaan sapi perah yang mampu menaikkan hasil susu hingga 7 liter per ekor per hari dan pendapatan peternak yang meningkat hingga tiga kali lipat.
- Ist
“Dengan dukungan kebijakan yang kuat, kita tidak hanya menyalurkan makanan bergizi, tetapi juga mendorong tumbuhnya produksi hewani dalam negeri agar lebih mandiri dan berdaya saing,” tuturnya. Tumbuhnya kolaborasi antara komunitas peternak, pendamping lapangan, dan pemerintah menjadi fondasi penting dalam menciptakan ekosistem pangan yang lebih kokoh.
Melalui praktik pengelolaan limbah pertanian, peningkatan kapasitas peternak, serta integrasi teknologi pakan dan manajemen ternak, menjadi bagian dari upaya besar memperkuat ketahanan pangan nasional, dari kandang, dari desa, dan dari tangan para peternak sendiri. (udn)
Load more