Review Film Frankenstein (2025): Guillermo del Toro Hadirkan Horor Gotik tentang Ambisi Penciptaan Tanpa Kasih Sayang
- Netflix
Sedari awal, relasi Victor dengan keluarganya pun menjadi lapisan penting dalam film ini. Ibu Victor digambarkan penuh kasih namun rapuh dan kematiannya yang tiba-tiba saat melahirkan sang adik William (Felix Kammerer) meninggalkan kekosongan emosional yang tak pernah ia sembuhkan.
Ayahnya, seorang bangsawan kaku dan otoriter, menekan Victor untuk selalu berprestasi, tapi tak pernah memberikan kasih sayang.
Dari ketegangan inilah lahir kebutuhan Victor untuk mencipta, bukan karena kemuliaan ilmiah, melainkan karena hasrat terpendam untuk memainkan peran Tuhan yang tak pernah ia rasakan di rumahnya sendiri.
- Netflix
Sementara itu, Elizabeth Lavenza (Mia Goth), tunangan William, menjadi jembatan antara manusia dan makhluk.
Ia melihat sisi lembut dalam diri The Creature, memperlakukan makhluk itu dengan empati yang tak pernah diberikan Victor.
Dalam beberapa adegan, Elizabeth bahkan memperlihatkan tatapan iba, penasaran, dan juga ketertarikan terhadap The Creature, termasuk rasa bersalah karena ulah Victor yang dianggapnya tidak bertanggung jawab terhadap ciptaannya.
Secara keseluruhan, Guillermo del Toro menghidupkan kembali pesan klasik Mary Shelley, yaitu penciptaan tanpa kasih sayang adalah dosa tertinggi manusia.
Dalam dunia modern di mana manusia terus mencipta seperti adanya teknologi AI, bioteknologi, hingga sistem sosial baru, film Frankenstein juga ini menjadi cermin, apakah kita masih tahu cara mencintai apa yang kita lahirkan?
Load more