Ucapan Soeharto Sebelum Meninggal Dunia, Bilang Ingin Sekali Bertemu Tien: Bapak Pengen Menyusul Ibumu, Kamu yang Ikhlas
- Buku Beribu Alasan Rakyat Mencintai Pak Harto karya Dewi Ambar Sari dan Lazuardi Adi Sage, 2006
Lagu tersebut terus berdengung dari bibir Soeharto. Sebagaimana diketahui, hari kelahiran Tutut berlangsung di setiap 23 Januari.
Tutut mengaku dirinya tidak bisa berkata-kata lagi saat mengenang suasana mengharukan tersebut, sebab ia sulit melupakan momentum tersebut.
Apalagi Titiek Soeharto melalui HP miliknya sempat mengabadikan momen bahagia menunjukkan ucapan Selamat Ulang Tahun terakhir dari Soeharto kepada Tutut.
"Kalau saja malam itu Titiek tidak membawa HP-nya, mungkin kami tidak punya kenangan terakhir dengan bapak yang dapat kami abadikan," kata Tutut dalam keterangan tertulis di laman resminya.
Lebih lanjut, Tutut menceritakan momen Soeharto nekat bangun demi menunaikan shalat Tahajud setelah merayakan HUT putri sulungnya.
Kebetulan juga shalat Tahajud sebagai salah satu ibadah yang menjadi kebiasaan Soeharto dalam beberapa tahun terakhir sebelum meninggal dunia.
Menariknya sebelum shalat Tahajud, Soeharto sempat meminta satu hal kepada Tutut. Ya, ia menginginkan putri sulungnya memutar kasur miliknya agar menghadap kiblat.
Berdasarkan penjelasan dari dokter, kata Tutut, kasur yang tidak menghadap kiblat saat melaksanakan shalat tak menjadi masalah.
"Bapak mau menghadap kiblat!," ucap Soeharto sambil nada ngeyel.
Tutut langsung memperintahkan sang adik, Sigit Harjojudanto saat menuruti permintaan dari Soeharto.
Lanjut, Tutut mengenang satu hari Soeharto sebelum meninggal dunia. Ya, ia sempat diminta mendekati mendiang sang ayahnya itu.
Tutut kembali mengulas, Soeharto berkata sambil lirih, "Bapak mau bicara. Dengarkan baik-baik."
Putri sulung sempat kebingungan karena Soeharto tetiba ingin mengucapkan sesuatu kepadanya dengan tubuh yang semakin lemas.
"Bapak sudah tidak kuat lagi. Bapak ingin menyusul ibumu," ucap Soeharto kepada Tutut.
Tutut terkejut sang ayah memberikan kode sebentar lagi akan meninggal dunia. Tetapi, ia masih percaya Soeharto sembuh dari penyakitnya.
Soeharto memberikan pesan mendalam kepada Tutut. Ia menitip agar Keluarga Cendana tetap rukun.
"Kamu dengarkan, wuk. Kamu anak bapak yang paling besar, sepeninggal bapak nanti, tetap jaga kerukunan kamu dengan adik-adikmu, cucu-cucu bapak dan saudara-saudara semua."
"Kerukunan itu akan membawa ketenangan dalam hubungan persaudaraan, dan akan memperkuat kehidupan keluarga. Selain itu Allah menyukai kerukunan."
Load more