AI Semakin Populer, Dewan Pers Dorong Karya Jurnalistik Dapat Perlindungan Hak Cipta
- tvOnenews.com/Fauzie Pradita Abbas
Jakarta, tvOnenews.com - Dewan Pers saat ini sedang berupaya untuk memastikan karya-karya jurnalistik mendapatkan perlindungan hukum yang eksplisit di bawah Undang-Undang Hak Cipta.
Adapun langkah tersebut diambil sebagai respons atas meningkatnya kasus pengambilan konten pers oleh teknologi Kecerdasan Buatan (AI) tanpa adanya izin resmi.
Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga, dan Infrastruktur Dewan Pers, Rosarita Niken Widiastuti, mengatakan bahwa saat ini belum ada payung hukum yang secara spesifik melindungi konten yang dihasilkan jurnalis dari eksploitasi oleh AI.
Oleh karena itu, kata Niken, Dewan Pers tengah mengusahakan agar karya jurnalistik secara resmi diakui dan dilindungi dalam kerangka UU Hak Cipta.
"Selain isu hak cipta, Dewan Pers juga menyoroti bahaya lain yang dibawa oleh AI. Kalau tidak digunakan dengan etika, AI berpotensi menghasilkan informasi yang salah atau bias, sehingga setiap referensi dari AI harus selalu diverifikasi ulang kebenaran dan kevalidannya," kata Niken saat menjadi pembicara di acara bertajuk Literasi Media di Era AI, 'Membangun Masyarakat dan Jurnalisme yang Etis dan Bertanggung jawab, di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Maraknya teknologi deep fake, lanjut Niken, memungkinkan konten (seperti video atau suara) dimanipulasi secara realistis. Hal ini sangat berbahaya, terutama untuk kepentingan politik seperti masa pemilu.
Niken menekankan bahwa di tengah tantangan ini, pers yang kredibel harus tetap menjaga akurasi dan validitas datanya, dan tidak boleh mengambil jalan pintas dengan mengandalkan atau mencomot informasi dari AI.
"Pada intinya, kualitas berita harus bersumber dari data yang akurat dan valid," katanya.
Boleh Digunakan Sebagai Alat Bantu Produksi Konten
Dalam kesempatan yang sama, Founder YouAi, Roni Satria mengatakan bahwa kecerdasan buatan bisa digunakan sebagai penyeimbang kemajuan teknologi saat ini.
Tak hanya itu, ketika bisa memanfaatkannya dengan baik, kecerdasan buatan justru dianggap sebagai alat bantu bagi banyak aktivitas.
"Dalam ruang redaksi modern misalnya, AI tidak lagi sekadar pemanis. Ia berperan sebagai "assistant" yang membantu jurnalis untuk memilah data besar, menghasilkan ringkasan berita secara cepat, bahkan menawarkan variasi judul agar berita dapat menjangkau lebih banyak pembaca. Media terkemuka seperti The Washington Post dan The Wall Street Journal pun tak ragu memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas mereka," Kata Roni.
Load more