Empat Perwira Bintang Tiga TNI AL Calon Kuat Pengganti KSAL M Ali, Pengamat Politik: Masing-Masing Punya Keunggulan
- YouTube/Sekretariat Presiden
Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali akan segera memasuki masa pensiun.
Dalam bursa calon pengganti, terdapat empat nama perwira tinggi berbintang tiga yang menguat untuk menjadi KSAL, yakni Pangkoarmada RI Laksdya TNI Denni Hendrata, Wakasal Laksdya TNI Erwin, Kepala Bakamla Laksdya TNI Irvansyah, dan Wagub Lemhannas Laksdya TNI Edwin.
Profil Empat Calon Kuat Pengganti KSAL M Ali
Denni Hendrata, sebagai Pangkoarmada RI, Denni memegang kendali operasi tempur laut. Pengalamannya langsung bersentuhan dengan kesiapan armada menjadikannya representasi jalur operasional yang kuat.
Erwin, menjabat Wakasal, Erwin punya pemahaman mendalam soal dinamika internal TNI AL. Jalur itu menempatkannya dekat dengan aspek pembinaan organisasi, manajemen personel, dan kebijakan struktural.
Irvansyah, Kepala Bakamla RI itu dikenal dengan jejaring lintas instansi dan pengalaman menjaga keamanan laut. Kompetensinya relevan dengan kebutuhan memperkuat sinergi maritim di tengah ancaman illegal fishing, penyelundupan, hingga konflik batas perairan.
Edwin, sebagai Wagub Lemhannas, Edwin membawa perspektif strategis dan geopolitik. Latar belakang itu penting ketika isu laut tidak lagi semata-mata pertahanan, tapi juga diplomasi dan kepentingan global.
Pengamat Politik dari Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul menilai pergantian KSAL kali ini mempunyai arti strategis.
Siapa pun yang dipilih Presiden menjadi KSAL mendatang, akan menghadapi tiga agenda utama, yakni Modernisasi Alutsista, Mempercepat peremajaan kapal perang, kapal selam, dan sistem senjata untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan.
Lalu, Penguatan Operasi Maritim, Menjaga perairan perbatasan dari potensi konflik, dan pelanggaran hukum laut. Serta, Diplomasi Pertahanan, Memperluas kerja sama strategis dengan negara-negara sahabat guna memperkuat posisi Indonesia di Indo-Pasifik.
Menurut Adib, KSAL baru nanti tidak hanya dituntut untuk menjaga laut Indonesia.
“Pemimpin baru TNI AL tidak hanya dituntut menjaga laut Indonesia, tetapi juga mempercepat transformasi armada. Tantangan kita bukan sekadar teknis, tetapi geopolitik. Kandidat yang punya kapasitas diplomasi dan pemahaman strategis akan punya nilai tambah,” kata Adib dalam keterangannya, dikutip Selasa (19/8).
Selain itu, Adib juga menyebut bahwa keempat nama yang menguat saat ini memiliki peluang relatif berimbang.
“Masing-masing punya keunggulan. Ada yang kuat di operasional, ada yang paham struktur internal, ada yang punya jejaring lintas instansi, ada pula yang menguasai kajian strategis. Presiden tentu akan menimbang kebutuhan TNI AL ke depan,” ujarnya.
“Dengan masa pensiun Laksamana Muhammad Ali yang semakin dekat, publik menanti siapa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan TNI Angkatan Laut di tengah dinamika keamanan maritim dan kebutuhan modernisasi armada nasional,” tambahnya.
Load more